Tahukah
anda tentang Kerajaan Mataram Kuno ??? Jika anda belum mengetahuinya
anda tepat sekali mengunjungi gurupendidikan.com. Karena pada kesempatan
kali ini akan membahas tentang sejarah Kerajaan Mataram Kuno, raja-raja
Kerajaan Mataram Kuno, peninggalan Kerajaan Mataram Kuno, dan kehidupan
politik Kerajaan Mataram Kuno secara lengkap. Oleh karena itu marilah
simak ulasan yang ada dibawah berikut ini.
KERAJAAN KERAJAAN DI INDONESIA
Jumat, 22 Oktober 2021
Minggu, 23 Februari 2020
21 Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno Lengkap Beserta Sejarah
Peninggalan kerajaan Mataram Kuno – Selamat datang di portal
hidupsimpel, belajar tanpa ribet dan simpel. Ya, kali ini kita akan
membahas tentang peninggalan kerajaan Mataram Kuno beserta sejarahnya.
Tak nanggung-nanggung, di sini kita akan membahas 21 peninggalan
kerajaan Mataram Kuno.
Baiklah, tanpa basa basi berikut ini adalah informasinya tentang peninggalan kerajaan mataram kuno
daftar isi [hide]
Sejarah Kerajaan Mataram Kuno
Kerajaan Mataram kuno adalah kerajaan hindu budha di Indonesia
yang didirikan tepatnya di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Selain
disebut sebagai kerajaan Mataram kuno, orang-orang menyebutnya kerajaan
medang. Selama berdirinya kerajaan ini, ada 3 dinasti yang memegang
kekuasaanya yaitu dinasti Sanjaya, Syailendra, dan Isana.
Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno
Dinasti Sanjaya dan dinasti Syailendra adalah dinasti yang paling
banyak menyumbangkan berbagai peninggalan kerajaan Mataram Kuno seperti
prasasti dan candi. Kita akan membagi peninggalan kerajaan mataram kuno
tersebut menjadi 2, yaitu candi dan prasasti, berikut penjelasannya
Candi Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno
1. Candi Sewu

Candi sewu sendiri merupakan candi terbesar kedua di Jawa tengah
setelah candi Borobudur yang bercorak budha yang mana kerajaan Mataram
kuno membangunnya sekitar di abad 8 Masehi. Lokasinya berada di desa
Bugisan, kecamatan Prambanan, kabupaten klaten, Jawa tengah.
Ternyata candi ini letaknya sangat dekat dengan candi Prambanan yang jarak kedua candi tersebut hanya sekitar 800 Meter.
Selain itu candi Sewu lebih tua dari dua candi yang ada di jawa
tengah (Candi Borobudur dan candi Prambanan). Hal yang unik dari candi
Sewu adalah, namanya tidak sesuai dengan jumlah candi sebenarnya, yang
manaJumlah asli candinya hanya sekitar 249 saja.
Bayangkan namanya sewu kalau diartikan ke bahasa Indonesia adalah
seribu. Usut punya usut ternyata candi ini berasal dari cerita legenda
Roro Jonggrang.
2. Candi Arjuna

Berbeda dengan candi Sewu yang bercorak budha, candi Arjuna sendiri
adalah candi yang bercorak Hindu. Candi Arjuna dibangun pada abad 9
Masehi dan Letaknya candi ini berada di Dataran tinggi Dieng, Kabupaten
Banjarnegara, Jawa Tengah, Indonesia.
Selain candi Arjuna di daerah tersebut juga ada candi lainnya seperti
Candi semar, Srikandi, Puntadewa, dan candi Sembadra. Kalau dilihat
dari namanya tersebut berarti masyarakat menamakannya dengan nama tokoh
yang ada di pewayangan.
3. Candi Bima

Candi bima ini juga terletak di daerah Dataran Tinggi Dieng tepatnya
di Banjarnegara, Jawa Tengah. Dibangun pada abad sekitar 7 sampai abad
ke 13 Masehi. Candi ini bercorak Hindu, makanya desainnya pada umumnya
terdapat kesamaan dengan candi yang ada di negara India.
Karakteristik dari candi Bima adalah atapnya hampir sama dengan
shikara dan bermodelkan mangkok yang di telungkupkan. dan di di bagian
atas terdapat arca Kudu.
Pada zaman dahulu candi ini digunakan untuk upacara Pradaksina.
4. Candi Borobudur

Inilah candi Terbesar dan terkenal di dunia yang termasuk dari 7
keajaiban dunia versi UNESCO. Candi ini adalah candi yang bercorak budha
yang letaknya ada di kota Magelang, Jawa tengah.
Pembuatannya sendiri dilakukan di masa dinasti Syailendra oleh pemeluk Budha sekitar tahun 800-an atau abad 8 Masehi.
Asal mula Borobudur sendiri baru dinamai ketika Sir Thomas Raflles
menyebutnya di salah satu karya bukunya yang berjudul “Sejarah Pulau
Jawa”. Dalam bukunya tersebut Sir Thomas Raffles menamai Borobudur
karena mengacu pada tempat lokasi terdekat dengannya, yaitu desa Bore
dan Budur dari kata Bhudhara yang berarti gunung.
Candi Borobudur letaknya juga berdekatan dengan candi terkenal lainnya yaitu candi Mendut dan Candi Pawon.
5. Candi Mendut

Selain candi Borobudur, Candi mendut juga termasuk candi yang
bercorak Budha. Letaknya sama dengan candi Borobudur yaitu daerah
Magelang, Jawa Tengah. Candi Mendut tersebut dibuat pada tahun 800-an
Masehi ketika dinasti Syailendra berkuasa tepatnya dibawah kekuasaannya
Raja Indra.
Di sekitar dindingnya terdapat banyak sekali jenis relief diantaranya adalah Brahmana, Hewan Angsa dan Kura-kura, Dharmabuddhi dan Dustabuddhi, dan 2 burung betet.
6. Candi Pawon

Candi lainnya yang juga letaknya berdekatan dengan candi Borobudur
dan Candi Mendut adalah candi Pawon. Sayangnya sejarah akan candi Pawon
ini masih simpang siur dan tidak jelas. Menurut beberapa para peneliti
kata Pawon sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti dapur atau juga
bisa tempat perabuan.
Selain itu juga di dalamnya candi tersebut tidak ada arca, kemungkinan bertambah sulit lagi untuk menelitinya.
7. Candi Puntadewa

Candi ini satu daerah dengan candi Arjuna dan candi lainnya yang
dinamakan di pewayangan. Pada zaman dahulu candi ini digunakan untuk
tempat pemujaan dewa Siwa, tak salah jika coraknya berasal dari India.
Dalam
sejarahnya candi ini juga tidak jelas asal-usulnya, namun berdasarkan
penelitian candi ini sudah berusia lebih dari 1000 tahun. Sebenarnya
candi ini tidak terlalu besar amat, hanya saja dia lebih menjulang ke
atas.
8. Candi Semar

Candi ini juga berada dalam satu kawasan dengan candi nama pewayangan
lainnya seperti candi Arjuna tepatnya di Dataran Tinggi Dieng. Candi
ini termasuk juga candi Hindu Syiwa yang dibuat oleh kerajaan Mataram
kuno. Menariknya adalah candi ini berhadapan langsung dengan candi
Arjuna.
Keunikan lainnya adalah candi ini yang paling pendek dan kecil,
ukuran candinya saja 3,5 m dan 7 m dengan atap yang berbentuk limas.
Kegunaan dari candi ini adalah sebagai tempat penyimpanan peralatan
senjata dan pemujaan.
Prasasti Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno
1. Prasasti Sojomerto

Prasasti ini merupakan peninggalan dari dinasti Syailendra yang
berada di kota Batang, Jawa Tengah. Di prasasti sojomerto sendiri
terdapat tulisan yang menggunakan bahasa Melayu kuno dengan aksara
bahasa Kawi.
Prasasti ini berdasarkan penelitian dibuat pada akhir abad 7 atau awal dari abad ke 8.
Prasasti Sojomerto dibuat pada saat kerajaan Mataram kuno masih
beragama Hindu Siwa. Di dalam prasasti tersebut terdapat nama-nama
keluarga dari raja-raja dinasti Syailendra terkhusus raja Dapunta
Selendra yang memiliki ayah dan ibu bernama Santanu dan Sampula.
2. Prasasti Kalasan

Prasasti kalasan merupakan prasasti peninggalan dari dinasti Sanjaya
Kerajaan Mataram Kuno yang dibuat pada tahun 778 Masehi. Prasasti ini
terdapat di daerah Sleman Jogjakarta. di Prasasti tersebut isinya
menggunakan bahasa Sanskerta dengan aksara Pranagari (huruf yang berasal
dari India Utara)
Di dalam prasasti Kalasan berisi tentang keberhasilan Guru Sang Raja
dalam merayu Kariyana Panangkara atas permintaan keluarga dinasti
Syailendra supaya bersedia mendirikan bangunan suci untuk Dewi Tara.
Selain itu isinya juga terdapat tentang pemberian hadiah desa Kalasan
sebagai tempat biara bagi para biarawan sebagai tempat suci bagi mereka
(Candi Kalasan).
3. Prasasti Kelurak

Prasasti ini dibuat pada tahun 782 Masehi dan terdapat di daerah
dekat Candi Lumbung, Prambanan, Jawa Tengah. Prasasti tersebut isinya
ditulid dengan menggunakan Bahasa Sanksekerta dengan aksara Pranagari.
Di dalam prasasti itu terdapat informasi tentang dibuatkannya candi
Sewu atas perintah raja Indra yang mana raja Indra adalah raja yang
berkuasa pada saat itu.
4. Prasasti Ratu Boko

Merupakan prasasti yang ditemukan di daerah Baka, yang mana isinya
adalah peperangan saudara antara Balaputra Dewa dengan Rakai Pikatan
yang mana Balaputra Dewa kalah dalam peperangan tersebut. Berdasarkan
penelitian, prasasti ini dibuat pada tahun 856 Masehi
5. Prasasti Nalanda

Prasasti milik Kerajaan Mataram kuno yang mana berisi tentang
Balaputra Dewa dan asal-usulnya yang mana dia adalah cucu Raja Indra dan
merupakan putra dari Raja Samarottungga. Berdasarkan penelitian,
prasasti ini dibuat pada tahun 860 Masehi
6.Prasasti Canggal

Prasasti Canggal adalah prasasti peninggalan dari dinasti Terakhir
mataram yaitu Sanjaya yang berisi tentang pembuatan lingga di desa
Kunjarakunja. prasasti ini dibuat pada tahun 732 Masehi ini tulisannya
menggunakan bahasa Sanskerta dan menggunakan huruf Pallawa.
7. Prasasti Mantyasih

Prasasti ini berasal dari dinasti Sanjaya yang didapatkan di daerah
Matesh, Magelang utara, Jawa Tengah. Prasasti ini digunakan sebagai
bukti sah raja Balitung sebagai Raja.
Selain itu isi dari prasasti ini adalah penetapan bebas pajak bagi
daerah-daerah tertentu. Dan terakhir dijelaskan tentang adanya
keberadaan gunung Sumbing dan Sindoro.
8. Prasasti Wanua Tengah III

Prasasti yang terakhir dari peninggalan kerajaan Mataram Kuno adalah
prasasti Wanua Tengah. Prasasti ini dibuat pada tahun 908 Masehi
tepatnya di daerah Gandulan, Kaloran. Dalam isi prasasti kerajaan
mataram kuno tersebut disebutkan semua nama-nama raja raja mataram kuno
sehingga keberadaannya sangat penting bagi penelitian selanjutnya.
Nama Raja raja kerajaan Mataram Kuno
Berikut adalah daftar lengkap nama raja raja Mataram kuno yang pernah berkuasa
- Sanjaya, pendiri Kerajaan Mataram kuno.
- Rakai Panangkaran.
- Rakai Panunggalan.
- Rakai Warak.
- Rakai Garung.
- Rakai Pikatan.
- Rakai Kayuwangi.
- Rakai Watuhumalang.
- Rakai Watukura Dyah Balitung.
- Mpu Daksa.
- Rakai Layang Dyah Tulodong.
- Rakai Sumba Dyah Wawa.
- Mpu Sindok.
- Sri Lokapala.
- Makuthawangsawardhana.
- Dharmawangsa Teguh
Demikianlah beberapa informasi tentang peninggalan kerajaan Mataram
kuno di Indonesia, beserta sejarah kerajaan mataram kuno, isi prasasti
kerajaan mataram kuno dan nama raja raja kerajaan mataram kuno semoga
bisa membantu, terima kasih.
Kerajaan Mataram Kuno
Sejarah Kerajaan Mataram Kuno
Kerajaan Mataram Kuno terletak di Jawa Tengah dengan intinya yang sering disebut Bumi Mataram. Daerah ini dikelilingi oleh pegunungan dan gununggunung, seperti Gunung Tangkuban Perahu, Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Gunung Merapi-Merbabu, Gunung Lawu, dan Pegunungan Sewu. Daerah ini juga dialiri oleh banyak sungai, seperti Sungai Bogowonto, Sungai Progo, Sungai Elo dan Sungai Bengawan Solo. Itulah sebabnya daerah ini sangat subur.Kerajaan Mataram Kuno atau juga yang sering disebut Kerajaan Medang merupakan kerajaan yang bercorak agraris. Tercatat terdapat 3 Wangsa (dinasti) yang pernah menguasai Kerjaan Mataram Kuno yaitu Wangsa Sanjaya, Wangsa Syailendra dan Wangsa Isana. Wangsa Sanjaya merupakan pemuluk Agama Hindu beraliran Syiwa sedangkan Wangsa Syailendra merupakan pengikut agama Budah, Wangsa Isana sendiri merupakan Wangsa baru yang didirikan oleh Mpu Sindok.
Raja pertama Kerajaan Mataram Kuno adalah Sanjaya yang juga merupakan pendiri Wangsa Sanjya yang menganut agama Hindu. Setelah wafat, Sanjaya digantikan oleh Rakai Panangkaran yang kemudian berpindah agama Budha beraliran Mahayana. Saat itulah Wangsa Sayilendra berkuasa. Pada saat itu baik agama Hindu dan Budha berkembang bersama di Kerajaan Mataram Kuno. Mereka yang beragama Hindu tinggal di Jawa Tengah bagian utara, dan mereka yang menganut agama Buddha berada di wilayah Jawa Tengah bagian selatan.
Wangsa Sanjaya kembali memegang tangku kepemerintahan setelah anak Raja Samaratungga, Pramodawardhani menikah dengan Rakai Pikatan yang menganut agama Hindu. Pernikahan tersebut membuat Rakai Pikatan maju sebagai Raja dan memulai kembali Wangsa Sanjaya. Rakai Pikatan juga berhasil menyingkirkan seorang anggota Wangsa Sailendra bernama Balaputradewa yang merupakan saudara Pramodawardhani. Balaputradewa kemudian mengungsi ke Kerajaan Sriwijaya yang kemduian menjadi Raja disana.
Wangsa Sanjaya berakhir pada masa Rakai Sumba Dyah Wawa. Berakhirnya Kepemerintahan Sumba Dyah Wawa masih diperdebatkan. Terdapat teori yang mengatakan bahwa pada saat itu terjadi becana alam yang membuat pusat Kerajaan Mataram Hancur. Mpu Sindok pun tampil menggantikan Rakai Sumba Dyah Wawa sebagai raja dan memindahkan pusat Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Timur dan membangun wangsa baru bernama Wangsa Isana.
Pusat Kerajaan Mataram Kuno pada awal berdirinya diperkirakan terletak di daerah Mataram (dekat Yogyakarta sekarang). Kemudian pada masa pemerintahan Rakai Pikatan dipindah ke Mamrati (daerah Kedu). Lalu, pada masa pemerintahan Dyah Balitung sudah pindah lagi ke Poh Pitu (masih di sekitar Kedu). Kemudian pada zaman Dyah Wawa diperkirakan kembali ke daerah Mataram. Mpu Sindok kemudian memindahkan istana Medang ke wilayah Jawa Timur sekarang.
Letak dan Wilayah Dimanakah letak kerajaan mataram kuno?
Silsilah Raja-Raja Kerajaan Mataram Kuno
Daftar raja-raja Medang menutur teori Slamet Muljana adalah sebagai berikut:- Sanjaya, (merupakan pendiri Kerajaan Medang)
- Rakai Panangkaran, (awal berkuasanya Wangsa Syailendra)
- Rakai Panunggalan alias Dharanindra
- Rakai Warak alias Samaragrawira
- Rakai Garung alias Samaratungga
- Rakai Pikatan suami Pramodawardhani, (awal kebangkitan Wangsa Sanjaya)
- Rakai Kayuwangi alias Dyah Lokapala
- Rakai Watuhumalang
- Rakai Watukura Dyah Balitung
- Mpu Daksa
- Rakai Layang Dyah Tulodong
- Rakai Sumba Dyah Wawa
- Mpu Sindok, awal periode Jawa Timur
- Sri Lokapala (merupaka suami dari Sri Isanatunggawijaya)
- Makuthawangsawardhana
- Dharmawangsa Teguh, (berakhirnya Kerajaan Medang)
Sumber Sejarah Kerajaan Mataram Kuno
- Prasasti Canggal, ditemukan di halaman Candi Guning Wukir di desa Canggal berangka tahun 732 M. Prasasti Canggal menggunakan huruf pallawa dan bahasa Sansekerta yang isinya menceritakan tentang pendirian Lingga (lambang Syiwa) di desa Kunjarakunja oleh Raja Sanjaya dan disamping itu juga diceritakan bawa yang menjadi raja sebelumnya adalah Sanna yang digantikan oleh Sanjaya anak Sannaha (saudara perempuan Sanna).
- Prasasti Kalasan, ditemukan di desa Kalasan Yogyakarta berangka tahun 778M, ditulis dalam huruf Pranagari (India Utara) dan bahasa Sansekerta. Isinya menceritakan pendirian bangunan suci untuk dewi Tara dan biara untuk pendeta oleh Raja Pangkaran atas permintaan keluarga Syaelendra dan Panangkaran juga menghadiahkan desa Kalasan untuk para Sanggha (umat Budha).
- Prasasti Mantyasih, ditemukan di Mantyasih Kedu, Jawa Tengah berangka 907M yang menggunakan bahasa Jawa Kuno. Isi dari prasasti tersebut adalah daftar silsilah raja-raja Mataram yang mendahului Rakai Watukura Dyah Balitung yaitu Raja Sanjaya, Rakai Panangkaran, Rakai Panunggalan, Rakai Warak, Rakai Garung, Rakai Pikatan, rakai Kayuwangi dan Rakai Watuhumalang.
- Prasasti Klurak, ditemukan di desa Prambanan berangka 782M ditulis dalam huruf Pranagari dan bahasa Sansekerta isinya menceritakan pembuatan Acra Manjusri oleh Raja Indra yang bergelar Sri Sanggramadananjaya.
Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno
Dari hasil budaya dan peninggalanya kerajaan ini meningalkan berbagai prasasti dan hasil budaya yang sampai sekarang masih ada :Prasasti-Prasasti Kerajaan Mataram Kuno
- Prasasti Canggal
Kerajaan Mataram Kuno.
- Prasasti Kelurak
- Prasasti Mantyasih
Selain itu disebutkan pula tentang keberadaan Gunung Susundara dan Wukir Sumbing (sekarang Gunung Sindoro dan Sumbing). Kata “Mantyasih” sendiri dapat diartikan “beriman dalam cinta kasih”.
- Prasasti Sojomerto
- Prasasti Tri Tepusan
- Prasasti Wanua Tengah III
- Prasasti Rukam
Isi prasasti adalah mengenai peresmian desa Rukam oleh Nini Haji Rakryan Sanjiwana karena desa tersebut telah dilanda bencana letusan gunung api. Kemudian penduduk desa Rukam diberi kewajiban untuk memelihara bangunan suci yang ada di Limwung. Mungkin bangunan suci tersebut adalah Candi Sajiwan, sebagaimana kata Sanjiwana tadi. Candi Sajiwan yang sering dilafalkan Sojiwan terletak tidak jauh dari Candi Prambanan.
- Prasasti Plumpungan
Penetapan prasasti merupakan titik tolak berdirinya daerah Hampra secara resmi sebagai daerah perdikan atau swantantra. Desa Hampra tempat prasasti itu berada, kini masuk wilayah administrasi Kota Salatiga. Dengan demikian daerah Hampra yang diberi status sebagai daerah perdikan yang bebas pajak pada zaman pembuatan prasasti itu adalah daerah Salatiga sekarang ini.
- Prasasti Siwargrha
dipersembahkan untuk dewa Siwa disebut Shivagrha (Sanskerta: rumah Siwa) yang cirinya sangat cocok dengan kelompok candi Prambanan.
- Prasasti Gondosuli
Prasasti Gandasuli terdiri dari dua keping, disebut Gandasuli I (Dang pu Hwang Glis) dan Gandasuli II (Sanghyang Wintang). Ia ditulis menggunakan bahasa Melayu Kuna dengan aksara Kawi(Jawa Kuna), berangka tahun 792M. Teks prasasti Gandasuli II terdiri dari lima baris dan berisi tentang filsafat dan ungkapan kemerdekaan serta kejayaan Syailendra.
- Prasasti Kayumwungan/Karang Tengah
bernama Samaratungga. Anaknya bernama Pramodawardhani mendirikan bangunan suci Jinalaya serta bangunan bernama Wenuwana (Sansekerta: Venuvana, yang berarti “hutan bambu”) untuk menempatkan abu jenazah ‘raja mega’, sebutan untuk Dewa Indra. Mungkin yang dimaksud adalah raja Indra atauDharanindra dari keluarga Sailendra.
- Prasasti Sankhara
ditutup dan bangkrut pada tahun 2005 atau 2006, koleksi-koleksi museum ini dijual begitu saja. Dalam prasasti itu disebutkan seorang tokoh bernama Raja Sankhara berpindah agama karena agama Siwa yang dianut adalah agama yang ditakuti banyak orang. Raja Sankhara pindah agama ke Buddha karena di situ disebutkan sebagai agama yang welas asih. Sebelumnya disebutkan ayah Raja Sankhara, wafat karena sakit selama 8 hari.
Karena itulah Sankhara karena takut akan ‘Sang Guru’ yang tidak benar, kemudian meninggalkan agama Siwa, menjadi pemeluk agama Buddha Mahayana, dan memindahkan pusat kerajaannya ke arah timur. Di dalam buku Sejarah Nasional Indonesia disebutkan bahwa raja Sankhara disamakan dengan Rakai Panangkaran, sedangkan ayah Raja Sankhara yang dalam prasasti ini tidak disebutkan namanya, disamakan dengan raja Sanjaya.
- Prasasti Ngadoman
- Prasasti Kalasan
Prasasti ini menyebutkan, bahwa Guru Sang Raja berhasil membujuk Maharaja Tejahpura Panangkarana (Kariyana Panangkara) yang merupakan mustika keluarga Sailendra (Sailendra Wamsatilaka) atas permintaan keluarga Syailendra, untuk membangun bangunan suci bagi Dewi Tara dan sebuah biara bagi para pendeta, serta penghadiahan desa Kalasan untuk para sanggha (umat Buddha). Bangunan suci yang dimaksud adalah Candi Kalasan.
Kehidupan pada Masa Kerajaan Mataram Kuno
Dinasti Sanjaya
- Kehidupan Politik
- Rakai Sri Mataram sang Ratu Sanjaya (732-760 M)
- Sri Maharaja Rakai Panangkaran (760-780 M)
- Sri Maharaja Rakai Panunggalan (780-800 M)
- Guru Sudarma, orang tua yang melairkan manusia.
- Guru Swadaya, Tuhan
- Guru Surasa, Bapak dan Ibu Guru di sekolah
- Guru Wisesa, Pemerintah pembuat undang-undang untuk kepentingan bersama
- Sri Maharaja Rakai Warak (800-820 M)
- Sri Maharaja Rakai Garung (820-840 M)
- Sri Maharaja Rakai Pikatan (840 – 856 M)
- Sri Maharaja Rakai Kayuwangi (856-882 M)
- Sri Maharaja Rakai Watuhumalang (882-899 M)
- Sri Maharaja Rakai Watukura Dyah Balitong (898-915 M)
- Sri Maharaja Rakai Daksottama (915 – 919 M)
- Sri Maharaja Dyah Tulodhong (919 – 921 M)
- Sri Maharaja Dyah Wawa ( 921 – 928 M)
Kehidupan Sosial
Kehidupan Ekonomi
Kehidupan Agama
Dinasti Syailendra
- Kehidupan Politik
- Bhanu ( 752- 775 M )
- Wisnu ( 775- 782 M)
- Indra ( 782 -812 M )
- Samaratungga ( 812 – 833 M )
- Pramodhawardhani ( 883 – 856 M )
- Balaputera Dewa ( 883 – 850 M )
Masa Kejayaan Kerajaan Mataram Kuno
Kerajaan Mataram Kuno mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Raja Balitung (898-910 M). Di masa kekuasaannya, daerah-daerah di sebelah timur Mataram berhasil ditaklukkannya. Oleh karena itu, daerah kekuasaan Mataram semakin luas, yang meliputi Bagelen (Jawa Tengah) sampai Malang (Jawa Timur).Penyebab kejayaan kerajaan Mataram Kuno:
- Naik tahtanya Sanjaya yang sangat ahli dalam peperangan
- Pembangunan sebuah waduk Hujung Galuh di Waringin Sapta (Waringin Pitu) guna mengatur aliran Sungai Berangas, sehingga banyak kapal dagang dari Benggala, Sri Lanka, Chola, Champa, Burma, dan lain-lain datang ke pelabuhan itu.
- Pindahnya kekuasaan dari Jawa Tengah ke Jawa Timur yang didasari oleh:
- Adanya sungai-sungai besar, antara lain Sungai Brantas dan Bengawan Solo yang sangat memudahkan bagi lalu lintas perdagangan.
- Adanya dataran rendah yang luas sehingga memungkinkan penanaman padi secara besar-besaran.
- Lokasi Jawa Timur yang berdekatan dengan jalan perdagangan utama waktu itu, yaitu jalur perdagangan rempah-rempah dari Maluku ke Malaka.
Masa Keruntuhan Kerajaan Mataram Kuno
Runtuhnya kerajaan Mataram disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, disebabkan oleh letusan gunung Merapi yang mengeluarkan lahar. Kemudian lahar tersebut menimbun candi-candi yang didirikan oleh kerajaan, sehingga candi-candi tersebut menjadi rusak. Kedua, runtuhnya kerajaan Mataram disebabkan oleh krisis politik yang terjadi tahun 927-929 M. Ketiga, runtuhnya kerajaan dan perpindahan letak kerajaan dikarenakan pertimbangan ekonomi. Di Jawa Tengah daerahnya kurang subur, jarang terdapat sungai besar dan tidak terdapatnya pelabuhan strategis. Sementara di Jawa Timur, apalagi di pantai selatan Bali merupakan jalur yang strategis untuk perdagangan, dan dekat dengan daerah sumber penghasil komoditi perdagangan.Mpu Sindok mempunyai jabatan sebagai Rake I Hino ketika Wawa menjadi raja di Mataram, lalu pindah ke Jawa timur dan mendirikan dinasti Isyana di sana dan menjadikan Walunggaluh sebagai pusat kerajaan . Mpu Sindok yang membentuk dinasti baru, yaitu Isanawangsa berhasil membentuk Kerajaan Mataram sebagai kelanjutan dari kerajaan sebelumnya yang berpusat di Jawa Tengah. Mpu Sindok memerintah sejak tahun 929 M sampai dengan948 M.
Sumber sejarah yang berkenaan dengan Kerajaan Mataram di Jawa Timur antara lain prasasti Pucangan, prasasti Anjukladang dan Pradah, prasasti Limus, prasasti Sirahketing, prasasti Wurara, prasasti Semangaka, prasasti Silet, prasasti Turun Hyang, dan prasasti Gandhakuti yang berisi penyerahan kedudukan putra mahkota oleh Airlangga kepada sepupunya yaitu Samarawijaya putra Teguh Dharmawangsa.
Kerajaan mataram kuno merupakan kerajaan yang berdiri pada tahun 732 masehi.Kerajaan ini berdiri di desa Canggal (sebelah barat Magelang). Pada saat itu didirikansebuah Lingga (lambang siwa) diatas sebuah bukit di daerah Kunjarakunja yangdidirikan oleh Raja Sanjaya. Adapun raja-raja yang sempat memerintah kerajaan Mataram Kuno antara lain:
1. Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya (732-760 M)
2. Sri Maharaja Rakai Panangkaran (760-780 M)
3. Sri Maharaja Rakai Panunggalan (780-800 M)
4. Sri Maharaja Rakai Warak (800-820 M)
5. Sri Maharaja Rakai Garung (820-840 M)
6. Sri Maharaja Rakai Pikatan (840-863 M)
7. Sri Maharaja Rakai Kayuwangi (863-882 M)
8. Sri Maharaja Rakai Watuhumalang (882-898 M)
9. Sri Maharaja Rakai Watukura Dyah Balitung (898-910 M)
Ada beberapa aspek kehidupan yang mengalami perkembangan dalam kerajaan Mataram Kuno, antara lain:
1. Aspek Kehidupan Politik
2. Aspek Kehidupan Sosial
3. Aspek Kehidupan Ekonomi
4. Aspek Kehidupan Budaya Hindu-Buddha.
Saran
Kita sebagai generasi muda harus mengetahui tentang sejarah Kerajaan- Kerajaan di Indonesia. Agar kita lebih menghargai budaya-budaya kita di Indonesia yang sangat banyak. Menjaga peninggalan-peninggalan pada masa sebelum reformasi. Agar kedepannya kita masih bisa berbagi dan melihat peninggalan serta kebudayaan kita nanti.
Baca juga refrensi artikel terkait lainnya disini :
- Kerajaan Mataram Islam : Sejarah, Raja, Dan Peninggalan, Beserta Kehidupan Politiknya Secara Lengkap
- Kerajaan Makassar : Sejarah, Raja, Dan Peninggalan, Beserta Kehidupan Politiknya Secara Lengkap
- Kerajaan Kutai : Sejarah, Raja, Dan Peninggalan, Beserta Kehidupan Politiknya Secara Lengkap
- Kerajaan Kediri : Sejarah, Raja, Dan Peninggalan, Beserta Kehidupan Politiknya Secara Lengkap
- Kerajaan Demak : Sejarah, Raja, Dan Peninggalan, Beserta Masa Kejayaannya Secara Lengkap
- Kerajaan Banten : Sejarah, Raja, Dan Peninggalan, Beserta Masa Kejayaannya Secara Lengkap
18 Kerajaan Hindu Budha Di Indonesia Beserta Rajanya [Terlengkap]

Kerajaan Hindu Budha di Indonesia – tidak
bisa lepas dari agama yang ada di Nusantara sebelum datangnya agama
Islam. Lebih tepatnya lagi percampuran agama Hindu-Budha yang ada di
Indonesia dengan yang ada di India. Sehingga banyak melahirkan
kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Budha mulai dari yang kecil hingga
kerajaan paling besar.
Kerajaan-kerajaan ini tersebar di berbagai
wilayah Nusantara yang belum menjadi Negara Indonesia. Namun
keberadaanya kini hanya tinggal sisa-sisa reruntuhannya saja.
Pada
kali ini saya akan berbagi tentang kerajaan-kerajaan yang bercorak
Hindu-Budha yang pernah berdiri di Indonesia. Semoga dapat menambah
pengetahuan kalian.
Contents [Sembunyikan]
- 1 1. Kerajaan Pajajaran (Sunda Galuh)
- 2 2. Kerajaan Kalingga (Kerajaan Holing)
- 3 3. Kerajaan Sriwijaya
- 4 4. Kerajaan Kahuripan
- 5 5. Kerajaan Wijayapura
- 6 6. Kerajaan Tarumanegara
- 7 7. Kerajaan Kediri
- 8 8. Kerajaan Majapahit
- 9 9. Kerajaan Singosari
- 10 10. Kerajaan Bali
- 11 11. Kerajaan Mataram Kuno
- 12 12. Kerajaan Tulangbawang
- 13 13. Kerajaan Melayu
- 14 14. Kerajaan Sri Bangun
- 15 15. Kerajaan Dharmasraya
- 16 16. Kerajaan Kutai
- 17 17. Kerajaan Salakanegara
- 18 18. Kerajaan Janggala
1. Kerajaan Pajajaran (Sunda Galuh)

Kerajaan
Pajajaran juga sering dikatakan dengan Kerajaan Sunda Galuh. adalah
kerjaan yang bercorak Hindu-Budha yang berdiri sekitar tahun 669 Masehi.
Kerajaan Pajajaran terbentuk karena adanya perpecahan dari Kerajaan
Tarumanegara. Kerajaan ini juga berdiri atas penyatuan 2 kerajaan besar
di tanah Sunda yaitu, Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh.
Kerajaan
Sunda mempunyai ibukota di kota Bogor, sedangkan untuk ibukota Kerajaan
Galuh berada di Ciamis, Kedua kerajaan ini sering disatukan menjadi
Kerajaan Sunda Galuh, yang lebih dikenal dengan Kerajaan Pajajaran,
walapun pada sejarahnya tidak bisa bersatu secara resmi.
Nama-Nama Raja Kerajaan Sunda
- Maharaja Tarusbawa.
- Sanjaya Harisdarma.
- Tamperan Barmawijaya.
- Rakeyan Medang Prabu Hulukujang.
- Rakeyan Banga.
- Pucukbumi Darmeswara.
- Prabu Gilingwesi.
- Prabu Darmaraksa.
- Prabu Gajah Kulon Rakeyan Wuwus.
- Rakeyan Kemuning Gading Prabu Pucukwesi.
- Rakeyan Jayagiri Prabu Wanayasa.
- Windusakti Prabu Dewageng.
Nama-Nama Raja Kerajaan Galuh
- Wretikandayun.
- Rahyang Purbasora.
- Rahyang Bratasenawa.
- Rahyang Mandiminyak.
- Manarah.
- Sanjaya Harisdarma.
- Guruminda Sang Minisri.
- Adimulya Premana Dikusuma.
- Sang Walengan.
- Prabhu Kretayasa Dewakusalesywara Sang Triwulan.
- Prabu Gajah Kulon Rakeyan Wuwus.
- Tamperan Barmawijaya.
- Prabu Linggabumi.
Nama-Nama Raja Kerajaan Sunda Galuh
- Darmaraja.
- Darmakusuma.
- Rakeyan Jayagiri Prabu Ménakluhur.
- Langlangbumi.
- Prabu Ajiguna Linggawisesa.
- Citraganda.
- Darmasiksa Prabu Sanghyang Wisnu.
- Prabu Bunisora.
- Prabu Maharaja Linggabuanawisesa.
- Prabu Ragamulya Luhurprabawa.
- Prabu Niskala Wastu Kancana.
- Ragasuci.
- Prabu Linggadewata.
2. Kerajaan Kalingga (Kerajaan Holing)

Kerajaan
Kalingga didirikan pada tahun 594 Masehi yang terletak di Jawa Tengah.
Kerajaan Kalingga adalah kerajaan pertama yang bercorak Budha di kawasan
utara Pulau Jawa. Pemrintahan kerajaan ini berpusat di sekitar
Pekalongan dan Jepara, lalu kemudian pindah ke Magelang dan Yogyakarta.
Kerajaan
Kalingga juga sering dikenal dengan Kerajaan Holing. Kerajaan ini
sempat tercpecah menjadi dua yaitu Keling dan Medang. Kerajaan Kalingga
mengalami keruntuhan pada tahun 782 Masehi dan diteruskan oleh Rakai
Mataram dan Rakai Panangkaran di Medang.
Nama-Nama Raja Kerajaan Kalingga
- Prabhu Wasumurti.
- Prabhu Wasukawi.
- Prabhu Kartikeyasingha.
- Prabhu Wasugeni.
- Ratu Shima.
- Dewi Parwati.
- Prabhu Kirathasingha.
- Sanjaya.
- Dewi Sannaha.
- Prabhu Wasudewa.
- Rakai Panangkaran.
3. Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan
Sriwijaya adalah salah satu kerajaan bercorak Budha pertama di
Indonesia, kerajaan ini berdiri sekitar pada abad ke-6 Masehi yang
terletak di Palembang, Sumatera Selatan. Kerajaan Sriwijaya sempat
menjadi kerajaan besar yang berjaya dan menguasai Nusantara.
Kerajaan
Sriwijaya banyak memberi pengaruh pada Nusantara dengan daerah
kekuasaan berdasarkan peta membentang dari Kamboja, Thailand Selatan,
Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa Barat dan Jawa Tengah. Kerajaan
Sriwijaya menjadi kerajaan bahari yang memanfaatkan perdagangan maritim
lewat jalur perairan.
Kerajaan Sriwijaya mengalami masa
keruntuhannya sekitar tahun 1100-an Masehi, disebabkan oleh beberapa
peperangan, salah satunya serangan Rajendra Chola I dari Koromandel pada
tahun 1025, hingga kemudian pada tahun 1183 kekuasaan kerajaan ini
berada dibawah kendali Kerajaan Dharmasarya. Hingga sekarang banyak
peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang ditemukan.
Nama-Nama Raja Kerajaan Sriwijaya
- Dapunta Hyang (Sri Jayanasa).
- Sri Maharaja.
- Rudra Wikrama.
- Samaratungga (Rakai Garung).
- Samaragrawira (Rakai Warak).
- Sri Indrawarman.
- Dharanindra (Rakai Panangkaran).
- Sri Mara-Vijayottunggawarman.
- Sri Cudamani Warmadewa.
- Balaputradewa.
- Haji Sumatrabhumi.
- Sri Udayaditya Warmadewa.
- Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa.
- Sangrama-Vijayottunggawarman.
4. Kerajaan Kahuripan

Kerajaan
Kahuripan merupakan kerajaan bercorak Hindu yang berdiri sekitar abad
ke-7 Masehi. Kerajaan Kahuripan terletak di Desa Dinoyo Malang, Jawa
Timur. Juga menjadi kerajaan tertua. Berdasarkan prasasti kerajaan ini
raja pertamanya adalah Gajayana.
Peninggalan kerajaan ini salah satunya adalah Prasati Dinoyo yang ditulis dengan menggunakan bahasa Sansekerta
dan menggunakan aksara Jawa Kuno. Jika ingin melihat artefak
peninggalan kerajaan ini kalian bisa datang ke Malang untuk melihat
Candi Wurung dan Candi Badut.
5. Kerajaan Wijayapura

Kerajaan
Wijayapura merupakan salah satu kerajaan yang berada di Pulau
Kalimantan, lebih tepatnya di kawasan Kalimantan Barat. Kerajaan
Wijayapura diperkirakan berdiri sekitar abad ke-7 hingga 8 Masehi.
Kerajaan
ini juga disebutkan termasuk salah satu kerajaan bercorak Hindu-Budha.
Sejarah juga menyebutkan bahwa Kerajaan Wijayapura yang berdiri sekitar
abad ke-7 berada pada kawasan muara sungai Rejang di Kalimantan Barat,
kerajaan ini juga dikenal sebagai Kerajaan Samabas Kuno.
Pendapat
ini di dasakan keberadaan Kerajaan Wijayapura yang memilki peninggalan
benda arkeologis kuno yang terdiri dari patung, gerabah, dan masih
banyak lainnya. Menurut para ahli yang melakukan penelitian, benda ini
telah ada pada abad ke-6 dan ke-7 Masehi.
6. Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan
Tarumanegara merupakan kerajaan yang bercorak Hindu yang ada sekitar
abad ke-5 Masehi, berada di daerah Jawa Barat. Pada saat kejayaannya,
wilayah kekuasaanya sudah membentang Jawa Barat, Cirebon, hingga
Jakarta.
Raja pertama dan sekaligus pendirinya bernama
Purnawarman. Purnawarman digambarkan dalam beberapa sumber sejarah
adalah seorang raja yang baik hati dan merakyat, dia selalu perhatian
terhadap kemakmuran rakyatnya dan sering memberikan hadiah berupa lembu.
Kerajaan Tarumannegara mengalami keruntuhan sekitar abad ke-7 setelah mengalami serangan dari Kerajaan Sriwijaya.
7. Kerajaan Kediri

Kerajaan
Kediri merupakan kerajaan yang mempunyai corak Budha, juga merupakan
pecahan dari Kerajaan Airlangga yang terletak di kota Daha (Kediri), Jawa Timur. Kerajaan Kediri berdiri sekitar tahun 1042.
Berdasarkan dari prasasti Mahasubya, kitab Negarakertagama, dan kitab Calon Arang disebutkan bahwa terjadinya peperangan saudara setelah raja utama yaitu Airlangga meninggal.
Kemudian
kedua putranya yaitu, Mapanji Garasakan dan Janggala masing-masing
mendapatkan wilayah. Namun, Raja Mapanji Garasakanlah yang akhirnya
mendirikan Kerajaan Kediri. Istilah kata Kediri beasal dari bahasa
Sansekerta yaitu Khadiri yang mempunyai arti pohon mengkudu.
Nama-Nama Raja Kerajaan Kediri
- Raja jayabaya.
- Raja Kameswara.
- Raja Sarweswara.
- Raja Kertajaya.
8. Kerajaan Majapahit

Kerajaan
Majapahit merupakan kerajaan terbesar di Indonesia yang berpusat di
kawasan Jawa Timur. Kerajaan Majapahit berdiri sekitar tahun 1293 Masehi
dan mengalami keruntuhan pada tahun 1500 Masehi. Wilayah kekuasaanya
sangat luas, karena wilayah Indonesia sekarang masih kalah dengan luas
wilayah kekuasaan Kerajaan Majapahit.
Wilayah yang pernah
ditaklukanya diantaranya adalah terbentang di Jawa, Sumatera,
Semenanjung Malaya, Kalimantan, hingaa sampai Indonesia Timur. Kerajaan
Majapahit termasuk kerajaan yang bercorak Hindu-Budha.
Nama-Nama Raja Kerajaan Majapahit
- Raden Wijaya.
- Hayam Wuruk.
- Kalagamet.
- Suhita.
- Sri Gitarja.
- Rajasawardhana.
- Kertawijaya.
- Purwawisesa.
- Patih Udara.
- Bhre Kertabumi.
- Bhre Pandansalas.
- Girindrawardhana.
Baca Juga Kerajaan Islam di Indonesia.
9. Kerajaan Singosari

Kerajaan
Singosari juga merupakan kerajaan yang mempunyai corak Hindu yang
terletak di daerah Jawa Timur, lebih tepatnya adalah Malang. Kerajaan
Singosari di dirikan oleh raja yang terkenal bernama Ken Arok sekitar abad ke-10 atau sekitar tahun 1222 Masehi.
Nama-Nama Raja Kerajaan Singosari
- Ken Arok.
- Tohjaya.
- Ranggawuni Wisnuwardhana.
- Anusapati.
- Kertanegara.
10. Kerajaan Bali

Kerajaan
Bali merupakan kerajaan yang bercorak Hindu yang berada di Pulau Bali,
berdiri sejak tahun 914 Masehi. Terdapat beberapa dinasti yang pernah
memerintah selama berdirinya kerajaan tersebut.
Nama-Nama Raja Kerajaan Bali
- Sri Kesari Warmadewi.
- Jayasingha Warmadewa.
- Ratu Sri Ugrasena.
- Sri Wijaya Mahadewi.
- Tabanendra Warmadewa.
- Anak Wungsu.
- Jaya sakti.
- Dharma Udayana Warmadewa.
- Bedahulu.
- Maraka.
- Jayashadu Warmaewa.
11. Kerajaan Mataram Kuno

Kerajaan
Mataram Kuno atau sering juga disebut Kerajaan Medang merupakan
kerajaan bercorak Budha yang berdiri pada abad ke-8 Masehi, terletak di
daerah Jawa Tengah. Selama masa berdirinya, kerajaan ini terdapat
beberapa dinasti yang pernah berkuasa yaitu, Dinasti Sanjaya, Dinasti
Syailendra, dan Dinasti Isana.
Kerajaan Mataram Kuno sebenarnya
terbagi menjadi dua yaitu, di kawasan Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Asalnya Kerajaan ini berada di Jawa Tengah, lalu Mpu Sendok memindahkan
ibukota yang semula berada di Jawa Tengah ke Jawa Timur.
“Setelah berpindah ibukota muncul dinasti baru yang bernama Dinasti Isana”.
Kerajaan
Mataram Kuno merupakan kerajaan yang tertutup baik secara politik
maupun ekonomi, sehingga sulit untuk berkembang. Tetapi ada masa
kemajuaannya pada kerajaan ini diantaranya adalah masyarakat perdesan
dibebaskan dari pajak dan hubungan lalu linytas sungai lancar.
Nama-Nama Raja Kerajaan Mataram Kuno
- Sanjaya.
- Rakai Garung.
- Rakai Panangkaran.
- Rakai Pikatan.
- Rakai Panunggalan.
- Rakai Warak.
- Rakai Watukura Dyah Balitung.
- Rakai Watuhumalang.
- Rakai Kayuwangi.
- Rakai Sumba Dyah Wawa.
- Dharmawangsa Teguh.
- Sri Lokapala.
- Makuthawangsawardhana.
- Mpu Sindok.
- Rakai Layang Dyah Tulodong.
- Mpu Daksa.
Baca Juga Peninggalan Sejarah Bercorak Islam
12. Kerajaan Tulangbawang

Keberadaan
Kerajaan Tulangbawang sebenarnya masih simpang siur dan tidak ada
keterangan dan bukti-bukti yang jelas dari beberapa literatur. Namun
berdasarkan sumber dari China yaitu I-tsing menyatakan
bahwa adanya tentang kerajaan ini sekitar pada abad ke-7 Masehi.
Kerajaan Tulangbawang terletak di daerah Lampung, berdasarkan tulisan
dari prasasti Palas Pasemah.
Nama-Nama Kerajaan Tulangbawang
- Dapunta Hyang (Pendiri kerajaan).
- Sanggrama Wijayatunggawarman.
- Balaputradewa.
13. Kerajaan Melayu

Kerajaan
Melayu merupakan kerajaan Hindu-Budha di Indonesia dan menjadi kerajaan
tertua di Nusantara, khususnya di kawasan Sumatera. Kerajaan ini
sebelumnya pernah dikuasai oleh Kerajaan Sriwijaya, namun akhirnya
merdeka lagi.
Beberapa bukti tentang keberadaan kerajaan ini adalah tercantum dalam kitab Negarakertagama dan Paraton yang isinya tentang jalinan persahabatan santara Kerajaan Singosari dan Kerajaan Melayu,
Nama-Nama Raja Kerajaan Melayu
- Adityawarman.
14. Kerajaan Sri Bangun

Kerajaan
Sri Bangun masih belum diketahui tentang awal berdirinya, namun
Kerajaan ini terletak di daerah Bangun, Kalimantan Timur. Kerajaan ini
merupakan salah satu kerajaan yang bercorak Budha. Kerajaan ini adalah
penerus dari Kerajaan Martadipura.
“Perbedaan dengan Kerjaan Martadipura yang bercorak Hindu”.
Nama-Nama Raja Kerajaan Sri Bangun
- Raja Qeva.
15. Kerajaan Dharmasraya

Kerajaan
Dharmasraya adalah kerajaan bercorak Budha yang berdiri sekitar tahun
1183 Masehi, terletak di Sumatera, Indonesia. Lebih tepatnya Kerajaan
ini terletak di hulu Sungai batanghari. Kerajaan ini muncul seiring
dengan melemahnya Kerajaan Sriwijaya karena serangan Rajendra Chola I
dan Koromandel pada tahun 1025 Masehi.
Kerajaan Dharmasraya
mengalami keruntuhan pada tahun 1347 Masehi, setelah dikuasai oleh
Adityawarman, lalu kerajaan ini berubah menjadi Kerajaan Malayapura.
Nama-Nama Raja Kerajaan Dharmasraya
- Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa.
- Srimat Sri Akarendrawarman.
- Srimat Sri Udayadityawarman Pratapaparakrama Rajendra Maulimali Warmadewa.
- Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa.
16. Kerajaan Kutai

Kerajaan
Kutai merupakan kerajaan yang bercorak Hindu di Indonesia yang berada
di Lembah Sungai Mahakam, lebih tepatnya Kalimantan Barat dan didirikan
pada abad ke-5 Masehi.
Sumber sejarah dari kerajaan Kutai
diketahui setelah ditemukannya sebuah prasasti di daerah Kutai, sebab
ini masyarakat menyebut Kerajaan Kutai berdasarkan daerah tersebut.
Prasasti tersebut berupa yupa,
berjumlah 7 dan merupakan sumber sejarah yang sangat penting karena
memuat sejarah Kerajaan Kutai, khususnya nama-nama raja beserta
silsilahnya.
Baca Juga Teori Masuknya Hindu-Buddha ke Indonesia
17. Kerajaan Salakanegara

Jika dilihat dari catatan dari naskah wangsakerta
yang disusun, diperkirakan Kerajaan Salakanegara adalah kerajaan
pertama di Nusantara. Dalam beberapa catatan, kerajaan ini dipercaya
menjadi salah satu leluhur dari Suku Sunda.
Sumber ini dipertegas
dengan adanya wilayah peradaban Salakanegara yang sangat mirip dengan
wilayah peradaban dari orang sudah bertahun-tahun hingga berabad-abad.
18. Kerajaan Janggala

Kerajaan
Janggala merupakan kerajaan Hindu-Budha di Indonesia, juga salah satu
dari dua pecahan kerajaan yang pernah dipimpin oleh Airlangga yang ada
di Wangsa Isana. Kerajaan ini sudah ada sekitar tahun 1042 dan mengalami
keruntuhan sekitar tahun 1130-an. Walau demikian kerajaan ini mempunyai
dampak yang sangat besar.
Kerajaan Janggala terletak di wilayah Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.
Mungkin
hanya itu informasi yang dapat saya bagikan tentang kerajaan
Hindu-Budha di Indonesia, semoga dapat menambah wawasan kalian dalam
masalah sejarah Nusantara.
Bagikan ini:
Langganan:
Postingan (Atom)