Sabtu, 22 Februari 2020

Sejarah Kerajaan Pajajaran




Pusingnya banyak banget nama kerajaan yang pernah eksis di Indonesia. Haduh. Tapi asyik lho kalau terus dipelajari. Layaknya menemukan air di padang pasir. Seger dan lega banget. Apalagi setelah tahu tentang Kerajaan Pajajaran ini.
Berada di Jawa Barat lho ternyata Kerajaan Pajajaran ini. Prabu Siliwangi yang sering kalian dengar berhubungan dengan beberapa tempat serem di Pulau Jawa adalah raja pertama pajajaran ternyata.
Prasasti-prasasti peninggalan Kerajaan Pajajaran ini pun sangat banyak yang bisa kalian pelajari. Langsung cuss ke museum ya atau langsung datang ke wilayah Batutulis Jawa Barat. Lihat situsnya di sana.
Daftar Isi

Sejarah Singkat

 kerajaan pajajaran

 sejarah923 adalah sebuah angka tahun yang menjadi saksi kelahiran Kerajaan Pajajaran.
sejarah923 adalah sebuah angka tahun yang menjadi saksi kelahiran Kerajaan Pajajaran. sejarah923 adalah sebuah angka tahun yang menjadi saksi kelahiran Kerajaan Pajajaran. Kerajaan ini adalah kerajaan Hindu yang berdiri di atas tanah Sunda dengan pendiri aslinya adalah Sri Baduga Maharaja atau Prabu Siliwangi.
Kerajaan Pajajaran ini lahir karena perpecahan di dalam tubuh Kerajaan Galuh. Alhasil Kerajaan Galuh ini terbelah dua. Setelah itu, Kerajaan Galuh mendapatkan tamu dari Kerajaan Majapahit yang memang sedang dalam masa keruntuhan sehingga banyak yang lari ke wilayah Kerajaan Galuh.
Asal-usul Kerajaan Pajajaran pun di mulai. Ada cinlok antara putri Raja Susuktunggal dari Majapahit dengan Dewa Niskala dari kerajaan Galuh. Namun sayangnya cinta mereka ditentang. Tanpa pikir panjang, mereka tetap menikah dan memiliki anak bernama Prabu Siliwangi.
Padahal sudah lahir cucu, tapi Raja Susuktunggal masih menggencarkan peperangan dengan Dewa Niskala. Untuk menghentikan peperangan itu, maka ditunjuklah Prabu Sliwangi sebagai raja Kerajaan Pajajaran yang pertama.

Kehidupan di Kerajaan Pajajaran

Rakyat Pajajaran hidup berdampingan dalam perbedaan. Di mana mereka dipersatukan dalam kehidupan politik, ekonomi, dan budaya yang diatur langsung oleh raja, sebagai pemerintah yang berdaulat.
  • Kehidupan Politik

masa kerajaan pajajaran 

Perluasan wilayah kekuasaan Kerajaan Pajajaran pun nggak lepas dari pengaruh strategi politik raja. Penobatan beberapa wilayah di Jawa dan di luar pulau Jawa ( Seperti di Sumatra dengan menobatkan Banten sebagai letak strategis pembangunan pelabuhan adalah strategi politik yang terencana dengan baik.
Selain itu, penyusunan undang-undang kerajaan juga sudah diberlakukan sehingga kehidupan kerajaan lebih teratur dan disiplin. Kehidupan politik Kerajaan Pajajaran sudah modern ya.
  • Kehidupan Ekonomi

sejarah kerajaan pajajaran 

Dibangunnya Talaga di masa pemerintahan Sri Baduga Maharaja menandakan bahwa mata pencaharian penduduk Pajajaran kala itu adalah petani. Untuk itulah jelas bahwa perekonomian rakyat saat itu memang didukung oleh kegiatan pertanian.
Dunia perdagangan dari hasil bertani dan usaha ekonomi lainnya pun ditingkatkan dengan pembangunan pelabuhan-pelabuhan dagang dunia. Kerajaan Pajajaran mendirikan pelabuhan di Cigede, Pelabuhan Banten, Sunda Kelapa, Pontang, Tamgara, dan juga Cimanuk.
Raja sangat peduli dengan rakyat, hingga memberikan fasilitas yang cukup memadai untuk kemakmuran rakyat. Kalian bisa membayangkan senyum rakyat Pajajaran kala itu.
Prabu Siliwangi benar-benar top.
  • Kehidupan Budaya

Budaya di Kerajaan Pajajaran ini dipengaruhi oleh kepercayaan yang dianut oleh rakyatnya. Di mana kalian bisa melihat dari peninggalan-peninggalan Pajajaran yang berupa kitab-kitab kuno. Bahkan di salah satu prasastinya juga menerangkan budaya sembahyang kepada Dewa Siwa.

Sistem pemerintahan

sejarah kerajaan pajajaran singkat 

Semua keputusan dan kebijakan dilakukan oleh raja. Kendali kerajaan berada di tangan raja. makanya sistem pemerintahannya bergantung pada raja. Sistem ini sudah berlaku sejak raja pendiri Kerajaan Pajajaran, Sri Baduga Maharaja.
Pemerintah mengatur semua lini kehidupan rakyat tanpa terkecuali. Rakyat saling berdampingan dengan keseimbangan kehidupan ekonomi dan keagamaannya. Sebuah pemerintahan yang patut diacungi jempol dua deh pokoknya.

Agama

Agama Hindu adalah agama pertama yang dianut oleh rakyat Pajajaran. Hingga akhirnya di masa-masa keruntuhan Kerajaan Pajajaran, agama Islam pun masuk. Pembawanya adalah Maulana Yusuf yang merupakan pangeran dari Kerajaan Banten.
Rakyat Pajajaran pun sangat taat beragama. Terlihat dari kehidupan beragama di awal berdirinya kerajaan, yakni saat pemerintahan Prabu Siliwangi. Para Pendeta dielu-elukan dan disejahterakan kehidupannya oleh raja.

Silsilah Raja Raja

Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Pajajaran tidak terlalu detail penjelasan tentang masa pemerintahannya. Hanya beberapa saja yang jelas tergambar dari peninggalan-peninggalan jejak kerajaan yang bisa dipelajari.

• Sri Baduga Maharaja ( 1482 – 1521)

Dia adalah raja pertama Kerajaan Pajajaran sekaligus raja pendiri Pajajaran. Di mana saat itu pusat pemerintahan Pajajaran adalah di Pakuan. Walaupun masih menjadi pemimpin awal, tetapi masa kejayaan Pajajaran sudah bisa direngkuh.
Sri Badiga Maharaja telah berhasil membahana di seluruh nusantara, utamanya adalah di provinsi Jawa Barat sebagai letak Pajajaran berada. Prabu Siliwangi, adalah namanya yang populer. Kalian pasti sampai sekarang masih sering mendengar nama raja tersebut kan.
Kehidupan kerajaan pun berjalan dengan lancar di semua lini. Utamanya adalah dengan menyediakan fasilitas umum bagi rakyat, yakni Prabu Siliwangi telah membuatkan jalan utama yang menghubungkan Pakuan ke Wanagiri. Selain itu, dibuat juga Talaga Maharena Wijaya sebagai salah satu tempat pengairan untuk mendukung sektor pertanian.

• Surawisesa ( 1521- 1535)

Di masa pemerintahan raja Pajajaran yang kedua ini, pusat pemerintahan masih di Pakuan. Dia memerintah Kerajaan Pajajaran selama 14 tahun dengan perkembangan yang stagnan. Belum ada perubahan, namun masa kejayaan masih bisa dikondisikan( stabil).

• Ratu Dewata ( 1535 – 1543 )

Hanya 8 tahun saja Ratu Dewata memimpin Kerajaan Pajajaran. Ini menandakan sudah mulai ada gejolak yang muncul mengusik titik nyaman masa kejayaan Pajajaran. Namun silsilah kerajaan masih dalam satu garis keturunan Sri Baduga Maharaja.
Usut punya usut, Prabu Ratu Dewata ini memang tidak berbakat sebagai pemimpin, karena pemerintahan Pajajaran mulai kacau. Di tengah kekacauan tersebut, justru dia memilih untuk menjadi seorang pendeta.

• Ratu Sakti ( 1453 – 1551 )

Sama dengan Ratu Dewata, Ratu Sakti juga hanya 8 tahun saja memimpin Pajajaran. Dengan pusat pemerintahan yang masih di Pakuan, Ratu Sakti belum menunjukkan peningkatan atau prestasi dalam pemerintahannya.
Ada sifat yang jelek dari raja Pajajaran ini, yakni memiliki sifat boros. Dia menghambur-hamburkan harta kekayaannya sebagai raja untuk bersenang-senang. Parahnya, hobinya adalah bermain wanita. Kalau rajanya saja sudah seperti itu, kapan mikirin rakyat ya.

• Ratu Milakendra ( 1551 – 1567)

Nah di masa pemerintahan raja Pajajaran yang satu inilah masa keruntuhan Pajajaran mulai terlihat. Di mana dikatakan dalam sumber sejarah, bahwa Ratu Nilakendra melarikan diri dari kerajaan karena serangan yang dilakukan oleh Maulana Hasanuddin ( putra Sunan Gunung Jati)

• Raga Mula ( 1567 – 1579)

Nama lain raja ini adalah Prabu Surya Kencana yang memerintah Kerajaan Pajajaran selama 12 tahun lamanya namun tidak dengan pusat pemerintahan di Pakuan lagi, melainkan di Pandeglang, Banten.
Sama dengan Ratu Sakti, Raga Mulya ini juga memiliki sifat yang tidak layak sebagai seorang pemimpin, yakni suka mabuk-mabukan. Otomatis otaknya dah nggak sehat donk. Gimana mau membangun kerajaan, kalau pikirannya Cuma mabuk-mabukkan.
Tercatat bahwa Raga Mula adalah raja terkahir yang memimpin Pajajaran. Serangan yang dilakukan oleh Maulana Yusuf dari Banten sejak masa pemerintahan ratu Milakendra akhirnya mampu menaklukkan Kerajaan Pajajaran. Maulana Yusuf pun menjadi raja, namun tidak untuk nama Pajajaran, namun Kerajaan Sunda. Hingga terbentuklah Kerajaan Banten.

Masa Kejayaan

kejayaan kerajaan pajajaran 

Kebanyakan kerajaan akan menggenggam masa kejayaannya saat pemerintahan raja ke sekian, yang pasti jarang banget masa kejayaan sebuah kerajaan terjadi di awal pemerintahan dengan masa pemerintahan yang dipegang oleh raja pendiri atau raja pertama.
Sri Baduga Maharaja atau sering disebut dengan nama Prabu Siliwangi adalah raja Pajajaran yang telah berhasil membawa nama harus Pajajaran di Pulau Jawa. Di mana di dalam genggaman tangan dinginnya, Pajajaran menjadi kerajaan yang maju.
Kehidupan ekonomi rakyat pun makmur karena dukungan penuh dari pihak kerajaan. Pembangunan Telaga Maharena Wijaya menjadi saksi bisu akan kepedulian raja terhadap rakyatnya yang bermata pencaharian sebagai petani.
Di bidang agama, Raja Siliwangi sangatlah peduli dengan kehiduan para pendeta. Raja sengaja mendirikan sebuah desa yang khusus didedikasikan untuk kehidupan para pendeta. Tujuannya jelas, yakni agar kehidupan beragama di lingkungan kerajaan dapat berjalan dengan lancar.
Di bidang pertahanan, sanga raja telah membangun sebuah acrama untuk para bala tentara dengan fasilitas yang memadai. Tujuaannya pun untuk meningkatkan pertahanan dan kemanan lingkungan kerajaan. Masa kejayaan Kerajaan Pajajaran ini jelas tertulis dalam peninggalan sejarah kerajaan yang berupa prasast-prasasti.

Penyebab runtuhnya

sejarah kerajaan pajajaran singkat 

Padahal Prabu Siliwangi sudah susah payah membangun kerajaan dengan tetes darah penghabisan. Tidak ada tujuan lain melainkan untuk melihat Kerajaan Pajajaran berjaya. Impiannya itu terwujud atas hasil kerja kerasnya selama ini. Namun dengan mudahnya raja-raja selanjutnya menghancurkan begitu saja hinga masa keruntuhan tidak bsa ditolak.
Sesaat pada masa pemerintahan Suwisesa, Kerajaan Pajajaran masih stabil-stabil saja, tetapi di mana pemerintahan Ratu Sakti dan Raga Mula malah menjadi boomerang bagi kerajaan. Mereka bukan raja yang baik, karena sifat mereka yang tercela. Satu suka mabuk-mabukkan dan yang satu main wanita.
Jelas rakyat tidak diperhatikan sama sekali. Penyerangan dari pihak luar pun akhirnya dengan mudah masuk ke kerajaan, yakni dari Maulana Yusuf, cicit dari Prabu Siliwangi dan putra Sunan Gunung Jati. Maulana Yusuf pun akhirnya berhasil merebut wilayah Pajajaran dan mendirikan kerajaan baru di Banten.
Kesalahan fatal lain yang menyebabkan keruntuhan Kerajaan Pajajaran adalah kerja samanya dengan penjajah Portugis. Akibat termakan rayuan Portugis, justru wilayah Pajajaran binasa tanpa sisa. Kesultanan Demak dan Cirebon, yang merupana musuh dari Kerajaan Pajajaran pun bisa tertawa lebar karena Pajajaran akhirnya kalah.

Peninggalan/Prasasti

Hampir semua jenis peninggalan sejarah Kerajaan Pajajaran adalah prasasti. Sebuah batu tulis yang memiliki kekauratan tinggi dalam menceritakan keadana kerajaan pada jaman dahulu. Kalau bahasa kerennya berupa artikel ya. Hehe. Atau buku kuno. Atau buku diarynya para raja.

1. Prasasti Huludayeuh (1991)

peninggalan kerajaan pajajaran 

Ini adalah prasasti peninggalan Kerajaan Pajajaran yang menceritakan tentang Ratu Dewata dengan strategi pemerintahannya sebagai usaha terbaik menjalankan pemerintahan di Kerajaan Pajajaran.
Penemuan prasasti ini adalah di daerah Cikalahang, Sumber, yang sekarang bernama Dakupuntang, Kota Cirebon. Penemuannya tepat di Bulan September 28 tahun yang lalu ( terhitung dari 2019 ya ).

2. Prasasti Cikapundung (2010)

peninggalan kerajaan pajajaran 

Jenis tulisan yang digunakan dalam prasasti ini adalah tulisan Sunda Kuno. Letak penemuannya adalah di daerah sekitar Sungai Cikapundung, Bandung. Makanya namanya Prasasti Cikapundung.
Waktu penemuannya baru saja. Belum lama kok. Udah masuk tahun millenial, yakni di tahun 2010, tepatnya di tanggal 8 Oktober. Melihat dari bentuk dan struktur batu tulis ini, waktu pembuatannya adalah sekitar abad ke -14.
Isi dari prasasti ini adalah tentang sebuah pengingat, bahwa semua yang ada di dunia ini akan mengalami sesuatu hal yang tidak terpikir sebelumnya. Makna itu kemudian didukung dengan beberapa gambar di permukaan batu.

3. Prasasti Pasir Datar (1872)

Kalau yang pernah kalian dengar, ada prasasti Pasir Awi, kalau ini adalah Prasasti Pasir Datar. Prasasti ini juga masuk dalam jajaran prasasti peninggalan Kerajaan Pajajaran yang ditemukan di Sukabumi.
Dinamakan Prasasti Pasir Datar karena penemuannya di daerah Pasir Datar Kecamatan Cisande. Tahun penemuannya adalah di tahun 1872. Kalian bisa melihat prasasti peninggalan Pajajaran ini di Museum Nasional Jakarta.

4. Prasasti Ulu Belu (1936)

Berbeda dengan prasasti peninggalan Pajajaran yang sebelumnya, prasasti ini sudah lama banget penemuannya, yakni di tahun 1936. Letak penemuannya adalah di Kotaagung, Lampung. Wah jauh banget ya dari pusat pemerintakan Kerajaan Pajajaran yang ada di Pulau Jawa.
Ada asal-usul prasasti yang ditemuakan lintas pulau ini, yakni terlihat dari isi prasasti. Di mana disebutkan tentang mantra atau doa yang dipanjatkan oleh rakyat Pajajaran kepada dewanya, Dewa Siwa agar terlindung dari musuh yang menyerangnya, yakni Kerajaan Banten.
Lha terus yang menjadi pertanyaan adalah kenapa kok peninggalan Kerajaan Pajajaran sampai ke Lampung, Sumatera Selatan? Ya, karena wilayah kekuasaan Pajajaran di masa kejayaannya bersama Prabu Siliwangi memang sampai ke Pulau Sumatra. Jadi bukan Cuma di Pulau Jawa aja.

5. Prasasti Perjanjian Sunda Portugis ( 1918)

 peninggalan kerajaan pajajaran

Dilihat dari namanya, jelas banget yang tentang isi prasasti yang satu ini. isinya adalah tentang perjanjian antara Kerajaan Pajajaran dengan Portugis, penjajah Indonesia. Letak penemuannya adalah di Jakarta pada tahun 1918.
Prasasti yang satu ini bentuknya lebih ke tugu. Ya, memang sebuah tugu yang sengaja ditanam sebagai bukti sah pahatan di atas batu tentang permintaan kerja sama Kerajaan Pajajaran kepada Portugis untuk penguatan militer kerajaan.

6. Prasasti Karangkamulyan

Nama dari setiap prasasti kebanyakan disematkan setelah penemuan. Kebanyakan namanya terinspirasi dari nama tempat diketemukannya. Tujuannya adalah untuk lebih mudah mengingat letak tepat penemuannya.
Seperti halnya dengan prasasti Karangkamulyan ini yang ditemuakan di Ciamis, tepatnya di daerah Karangkamulyan. Istimewanya, isi dari prasasti ini mengundang ketertarikan banyak orang, yakni berkisah tentang Ciung Wanara.
Ciung Wanara sendiri adalah seorang tokoh dari Kerajaan galuh dengan kesaktian yang luar biasa. Ternyata ada hubungannya dengan Kerajaan Pajajaran ya. Kemungkinan, Ciung Wanara pernah menyambangi Pajajaran.

7. Prasasti Batutulis (1806)

peninggalan kerajaan pajajaran 

Prasasti ini sedang ditelusuri dan diteliti oleh para sejarawan Belanda, karena mereka masih sangat penasaran dengan isinya. Dari beberapa nama ahli sejarah yang meneliti, tulisan laporan hasil penelitian Pleyte menjadi sumber sejarah yang dipakai sampai sekarang.
Di mana dalam bahasa Belanda, Pleyte menjelaskan tentang masa pemerintahan Kerajaan Pajajaran yang menjadikan salah satu kampung sebagai tempat Puri. Kampung trsebut bernama kampung Batutulis.
Selain itu, isi prasasti ini juga tentang pembagian wilayah kekuasaan Kerajaan Pajajaran. Perpindahan pusat pemerintahan dari Pakuan ke Pandeglang pun juga dijelaskan. Dengan adanya prasasti ini, para ahli sejarah juga mengaitkan dengan peninggalan-peninggalan lain di wilayah Batutulis.

8. Prasasti Kebon Kopi II

peninggalan pajajaran 

Prasasti Pasir Muara adalah nama lain dari prasasti ini. Kok aneh ya namanya sama kayak prasasti peninggalan kerajaan Tarumanegara. Ya, karena memang penemuannya tidak jauh dari penemuan Prasasti Kebon Kopi punya Kerajaan Tarumanegara.
Prasasti bercerita tentang sebuah prestasi dari salah seorang raja yang memerintah Kerajaan Pajajaran, yakni yang memiliki kemampuan tafsir. Disinyalir pembuatan prasasti ini adalah pada 932 M.
Selain prasasti, sebenarnya ada sumber sejarah lain yang masuk dalam daftar peninggalan Kerajaan Pajajaran. Bentuknya adalah berupa naskah kuno, yakni Naskah Babad Padjajaran, Carita Waruga Guru, Kitab Cerita Kidung, dan Carita Parahiangan.
Bahkan perlu kalian ketahui kalau Kebun Raya Bogor itu juga salah satu peninggalan sejarah Kerajaan Pajajaran lho. Dulu, tempat wisata terkenal di Jawa Barat itu adalah Taman Perburuan di masa kerajaan Pajajaran.

Lokasi & Peta

peta dan lokasi kerajaan pajajaran Menurut isi dari prasasti Batutulis, letak dari Kerajaan Pajajaran ini adalah di sekitar kampung Batutulis. Ini dikarekana bangunanpuri ada di tempat tersebut. Puri ini adalah bangunan induk dari istana. Pastinya masuk dalam lingkungan istana ya.
Bukti lain yang menguatkan letak Kerajaan Pajajaran di Kampung Batutulis adalah ditemukannya beberapa peninggalan di sana. Salah satunya adalah batu undak (layaknya tangga) yang menggambarkan sebuah bagian dari istana.
Ada lagi versi lain yang menyatakan bahwa letak kerajaan Pajajaran itu tidak jauh dari Jakarta atau dari Kalapa ( sebutan Jakarta kala itu). Sumber sejarah yang menyatakan hal tersebut adalah dari catatan asing Tom Peres di tahun 1513 M.
Mendengar nama Kerajaan Pajajaran memang sudah tidak asing lagi. Apalagi setelah kalian tahu kalau Kerajaan Pajajaran ini pernah eksis dengan masa kejayaan yang mendunia di bawah pemerintahan Prabu Siliwangi, maka sejarahnya pun semakin lengkap.
Kerajaan Pajajaran yang merupakan kerajan bercorak Sunda ini adalah kerajaan yang patut untuk diacungi jempol, karena mampu membumi di awal berdirinya. Tidak masalah jika pada akhirnya masa keruntuhannya pun terjadi. Itu sudah seleksi alam.
Perluasan kekuasaan kerajaan dengan sistem pemerintahan dan sistem politik yang bersih telah dilakukan, sehingga faktor kemunduran lebih condong karena faktor raja-raja penerus Prabu Siliwangi. Ini dikarenakan sebagai raja pendiri, Prabu Siliwangi sudah menata kerajaan dengan begitu apik dan strategis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar