
Kisah otentik dan langka tentang lenyapnya kota Pakuan lama (Hindu Pajajaran).
Setelah Kerajaan Galuh (sebelah Timur Pajajaran) jatuh ke kesultanan Cirebon, akhirnya Kerajaan Sunda yang tersisa hanyalah Pakuan (Barat Pajajaran) di Bogor.
Setelah Kerajaan Galuh (sebelah Timur Pajajaran) jatuh ke kesultanan Cirebon, akhirnya Kerajaan Sunda yang tersisa hanyalah Pakuan (Barat Pajajaran) di Bogor.
Pada akhirnya, kerajaan terakhir dari Sunda inipun tidak dapat
menghalangi kekuatan angkatan perang Islam dari Barat, yaitu kesultanan
Banten.
Setelah melewati pertarungan yang dashyat, dalam beberapa minggu
pertempuran akhirnya Istana Pakuan di Bogor berhasil dikuasai (1568,
setahun sebelum meninggalnya Sunang Gunung Jati).
Rajanya, yang merupakan cucu dari Raja Siliwangi yang terkenal dan
juga seluruh keluarganya harus memeluk Islam sebagai agamanya, dan
memberikan kekuasaan untuk melanjutkan kerajaan dibawah pemerintahan
Kesultanan Banten.
Kelompok kedua dari kerajaan Galuh ini, yang beranggotakan 40
pengawal yang dipimpin oleh panglimanya, menolak untuk masuk Islam, dan
akhirnya menyingkir dari ibukota Pakuan ke desa Cibeo, Lebak, keberadaan
mereka sekarang dikenal sebagai suku Baduy.
Sedang kelompok ketiga; kelompok pendeta, yang merupakan ulama
kebatinan sepuh, dipimpin oleh ketuanya yang sangat karismatik, menolak
kedua pilihan diatas, yaitu memeluk agama Islam, atau menyingkir dari
kotaraja.
Akhirnya Sunan Gunung Jati, ayah dari Maulana Hasanuddin sipenguasa,
bernegosiasi dengan ketuanya untuk meninggalkan istana dan dijanjikan
akan diberikan daerah yang dapat dipergunakan untuk meneruskan
kepercayaannya. Setelah negosiasi panjang dan melelahkan, hasilnya hanya
jalan buntu, akhirnya Sunan Gunung Jati, yang pada saat itu telah
menduduki jabatan tertinggi dari kesufian yaitu Wali Qutub (pemimpin
para wali), akhirnya bermunajat kepada Allah, agar Istana Pakuan, yang
berisi ulama kebatinan sepuh tersebut, dipindahkan kedunia lain, seperti
yang kita kenal dengan Alam Jin.
Allah mengabulkan munajatnya tersebut. Hingga saat ini, tidak
ditemukan artifak atau batuan atau apapun sisa dari Istana Pakuan kuno
yang diyakini berada disekitaran Kebun Raya Bogor. Cerita mengenai Raja
Pakuan dan keluarganya yang akhirnya memeluk Islam adalah sebagai
berikut:
Secara administratif, kerajaan Pakuan dinamakan “Kadipaten Pakuan”.
Rajanya menjadi Adipati (Gubernur) dibawah kesultanan Banten. Raja dan
keluarganya merasa bahagia dengan agama Islam yang dipeluknya,
keturunannyapun yang merupakan perkawinan antara Putri dan Anak dari
Sultan Banten, akhirnya diberi gelar Sultan dari kerajaan Islam Pakuan.
Sultan terakhir dari kerajaan muslim Pakuan adalah Sultan Muhammad
Wangsa II.
Setelah Banten menjadi lemah akibat penghianatan Sultan Haji, yang
merupakan anak dari Sultan Tirtayasa yang terkenal itu, akhirnya
mengalami masa kemunduran. Akhirnya diawal abad ke 19, sekitar tahun
1815, merupakan tonggak bersejarah bagi Muslim Pakuan, Sultan Muhammad
Wangsa II meninggalkan Istana Pakuan untuk mengasingkan diri hingga
akhir hayatnya.
Banyak yang menyangka bila beliau telah menjadi wali Allah sebelum
meninggalnya. Dengan meninggalkan segala kekuasaan yang dimilikinya
terhadap rakyat Pakuan, memilih menjadi ulama Islam yang melindungi
rakyat lemah, dan berjalan dijalan Allah dengan berdakwah keseluruh
tanah Sunda dan Indonesia.
Saya adalah keturunan ke-7 dari Sultan Muhammad Wangsa II. Sedang Sultan sendiri merupakan keturunan ke-10 dari Sunan Gunung J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar