Namun
Gajah Mada menolaknya. "Saya masih segan menjadi patih sekarang. Kalau
sudah kembali dari Sadeng saya mau menjadi patih, jika saya diberi maaf
karena mendapat kekeliruan nanti, saya mau menerima jabatan itu, " ujar
Gajah Mada.
Arya Tadah tak keberatan dan berjanji membantu Gajah Mada jika menemui kesulitan. Mereka berdua menghadap ratu Tribhuwana. Tak lama kemudian Gajah Mada dan pasukannya bersiap berangkat ke Sadeng.
Tapi, seorang petinggi Majapahit bernama Ra Kembar juga mengincar jabatan Amangkubumi Arya Tadah. Maka, Ra Kembar membawa pasukan Majapahit ke Sadeng mendahului Gajah Mada.
Mengetahui itu, Gajah Mada dan Arya Tadah mengirim utusan seorang mantri dan 30 pengawalnya menemui Ra Kembar agar membatalkan niatnya. Namun utusan Gajah Mada dicambuk dan disuruh kembali.
Meski marah, Gajah Mada masih mampu memendamnya karena ada masalah lebih besar yang harus diselesaikan. Gajah Mada segera memerintahkan pasukan Majapahit segera ke Sadeng.
Pemimpin Sadeng bernama Tuhan Waruyu dan Pangeran Pamelekehen mempunyai cemeti sakti hingga pasukan Majapahit enggan menghadapinya.
Akhirnya, Ratu Tribhuwanatunggadewi turun gelanggang menumpas pemberontakan. Berhasil, tapi itu dicatat atas nama Ratu Tribhuwanatunggadewi. Bukan atas kerja Gajah Mada, Arya Tadah maupun Ra Kembar.
Selanjutnya...
Arya Tadah tak keberatan dan berjanji membantu Gajah Mada jika menemui kesulitan. Mereka berdua menghadap ratu Tribhuwana. Tak lama kemudian Gajah Mada dan pasukannya bersiap berangkat ke Sadeng.
Tapi, seorang petinggi Majapahit bernama Ra Kembar juga mengincar jabatan Amangkubumi Arya Tadah. Maka, Ra Kembar membawa pasukan Majapahit ke Sadeng mendahului Gajah Mada.
Mengetahui itu, Gajah Mada dan Arya Tadah mengirim utusan seorang mantri dan 30 pengawalnya menemui Ra Kembar agar membatalkan niatnya. Namun utusan Gajah Mada dicambuk dan disuruh kembali.
Meski marah, Gajah Mada masih mampu memendamnya karena ada masalah lebih besar yang harus diselesaikan. Gajah Mada segera memerintahkan pasukan Majapahit segera ke Sadeng.
Pemimpin Sadeng bernama Tuhan Waruyu dan Pangeran Pamelekehen mempunyai cemeti sakti hingga pasukan Majapahit enggan menghadapinya.
Akhirnya, Ratu Tribhuwanatunggadewi turun gelanggang menumpas pemberontakan. Berhasil, tapi itu dicatat atas nama Ratu Tribhuwanatunggadewi. Bukan atas kerja Gajah Mada, Arya Tadah maupun Ra Kembar.
Selanjutnya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar