Sabtu, 18 Juni 2016

Sejarah Bogor


 

Kebun Raya Bogor tak hanya dikunjungi pelancong yang ingin melihat koleksi ribuan jenis flora. Namun ada sebagian kecil pengunjung yang punya tujuan lain. Yakni ziarah ke makam Eyang Ratu Galuh. Letaknya di salah satu sudut Kebun Raya Bogor.Kebun Raya Bogor tak hanya dikunjungi pelancong yang ingin melihat koleksi ribuan jenis flora. Namun ada sebagian kecil pengunjung yang punya tujuan lain. Yakni ziarah ke makam Eyang Ratu Galuh. Letaknya di salah satu sudut Kebun Raya Bogor.

Dengan dikelilingi gunung hijau, udara sejuk dan curah hujan yang cukup tinggi, Bogor memang sangat memungkinkan untuk mempunyai sebuah hutan kota. Kebun Raya Bogor termasuk kawa¬san pembudidayaan aneka jenis flora yang usianya cukup tua di dunia. Di balik keindahannya, tak banyak orang tahu jika di kebun seluas 87 hektar ini ternyata terdapat situs sebuah kerajaan yang sampai saat ini masih sangat misterius.

Memang, kebanyakan orang yang datang ke Kebun Raya Bogor, hanya sekedar untuk rekreasi dan melepas penat dari rutinitas kerja sehari-hari. Akan tetapi, hanya sedikit yang tahu bila di kebun yang angker ini ternyata terdapat makam Ratu Galuh, raja besar yang sangat berpengaruh ketika kerajaan Galuh Pakuan masih berdiri kokoh pada zamannya.
Kejadian aneh

Menurut Abdurahman (45), juru kunci makam Ratu Galuh, banyak orang hilir mudik di Kebun Raya, bahkan di sekitar makam Ratu Galuh itu sendiri. Mereka tak menyadari jika tempat yang mereka pijak adalah wilayah keramat dari kerajaan Galuh Pakuan. Mereka hura-hura, pacaran, bahkan buang air kecil di sembarang tempat. Belum lagi perlakuan semberono lainnya.

Abdurahman menceritakan, pernah salah seorang pengujung tiba-tiba jatuh tak sadarkan diri dan ketika siuman suaranya berubah. Kebun Raya Bogor memang bukan tempat sembarangan. Kawasan itu masih dinaungi karomah Eyang Ratu Galuh. "Ternyata dia kemasukan dedemit penjaga jembatan gantung,” kata Abdurrahman.

Memang banyak pengunjung mengalami kejadian aneh yang sulit diterima oleh akal sehat. Beberapa waktu lalu, dua orang muda-mudi sedang asyik ber¬cumbu di bawah pohon waru besar. Sang pria pamit untuk buang air kecil, namun ketika kembali ia tak menemukan kekasihnya. Bahkan setelah ditunggu berjam-¬jam sang kekasih itu tak pula kunjung datang. Karena putus asa, lelaki yang bernama Abidin itu langsung pulang.

Esok harinya, dengan keluarganya dan keluarga pacarnya ia kembali mencari-cari ke setiap pelosok kebun tersebut. Hasilnya tetap nihil, bahkan saat itu aparat keamanan Kebun Raya pun ikut membantu mencari gadis yang hilang tadi. Sayang, hingga hari men¬jelang sore sang gadis-tetap tidak diketahui di mana rimbanya. Lalu seorang aparat keamana berinisiatif minta bantuan juru kunci makam Ratu Galuh. Setelah diselidiki sang juru kunci, gadis yang sebut saja bernama Nita itu, ternyata masih ada di sekitar Kebun Raya.

Dari hasil komunikasi juru kunci dengan makhluk gaib penghuni Kebun Raya diketahui, ternyata Abidin dan Nita, beberapa saat sebelum Nita menghilang keduanya sempat melakukan perbuatan tidak senonoh. Mereka sempat melaku¬kan hubungam layaknya suami isteri. Dengan sangat menyesal, Abidin menga¬kui segala perbuatannya. Melalui proses yang cukup rumit, akhirnya juru kunci pun mempersilahkan mereka kembali.

"Jika penghuni gaib itu, meng¬ampuni perlakuan kalian, Nita akan kembali besok sore. Namun jika tidak Nita akan menjadi budak di alam gaib," tutur Abdurahman.
Kebun Raya Bogor memang me¬nyimpan sejuta misteri, beberapa tempat angker di sana masih dihuni makhluk halus sebagai tempat tinggal mereka.

Syukur, nasib Nita masih beruntung. Setelah empat hari raib ia kembali terlihat di areal Kebun Raya. Namun kondisi Nita saat itu sangat mengkhawatirkan, ia seperti orang kehilangan akal. Tertawa cekikian seperti kuntilanak dan kadang menangis tersedu seperti orang sakit hati. Akhirnya Nita dikembalikan pada keluarganya.

Jangan sembrono

Abdurahman menyarankan agar pengunjung Kebun Raya tidak sembrono dan jangan sekali¬-kali berlaku tidak senonoh. Kalaupun kelakuan tak senonoh itu tidak diketahui orang lain, namun hal itu tetap diketahui makhluk halus penghuni Kebun Raya ini. "Kebun ini dibangun sebagai tempat rekreasi dan istirahat keluarga. Kalau pun mau pacar¬an silahkan, tapi jangan kelewatan," tuturnya.

Masih menurut penuturan Abdu¬rahman, kerajaan makhluk halus peng¬huni Kebun Raya Bogor khususnya dan seluruh kota Bogor umumnya sebe¬narnya terpusat di makam Ratu Galuh. Dalam sejarah tak tertulis Kerajaan Galuh Pakuan, Ratu Galuh dipercaya sebagai permaisuri Eyang Prabu Siliwangi. Sayang, tak secuilpun catatan tersimpan yang dapat membuktikan eksistensi Ratu Galuh sebagai isteri Sang Prabu Sili¬wangi. Bahkan keberadaan sang prabu sendiri masih menjadi pertanyaan di masyarakat. Namun demikian toh masya¬rakat Jawa Barat (Sunda-Red.) tetap mengakui eksisteni Prabu Siliwangi sebagai raja dan cikal bakal nenek moyang mereka.

Bahkan, beberapa kalangan spiritu¬alis meyakini, Kebun Raya Bogor semula adalah Taman Sipatahunan, Taman Sari dari kerajaan Galuh Pakuan. Seiring dengan hancurnya kerajaan itu, mereka seakan ingin meninggalkan bukti kepada para penerusnya, bahwa di tanah itu pernah ada suatu kerajaan yang besar dan berjaya. Oleh karena itu jangan heran, jika pada bulan-bulan tertentu banyak para sepuh yang datang ke Kebun Raya Bogor untuk mengambil air Sipatahunan, air kehidupan yang diya¬kini hanya keluar sekali dalam setahun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar