Nama Nagaratengah sudah ada sejak jaman Kerajaan Galuh Hindu, ketika
kerajaan berbentuk federasi. Mahaprabu Galuh membagi kerajaan yang salah
satu diantaranya adalah Kerajaan Galuh Nagaratengah yang diperintah
oleh Prabu Agung Danumaya dengan jumlah rakyat mencapai ± 1000 orang.
Kemudian dilanjutkan oleh Prabu Wangsa Dedaha, lalu oleh Prabu Agung
Ranggakusumah. Ketika Cipta Sanghyang Permana naik tahta sebagai
Mahaprabu Galuh, ibukota kerajaan (dayeuh) pindah ke Nagaratengah. Letak
ibukota antara sungai Cihapitan dan Cibodas (Sayung Desa Karanglayung)
Kemudian penggantinya adalah Mahaprabu Cipta Permana (sebelumnya berdiam
di Cimaragas) yang sudah memeluk agama Islam dan membagi kerajaan
menjadi 6 Kerajaan kecil (Kadaleman).
Selanjutnya, Kadaleman Nagaratengah dibangun pada 1583 oleh Pangeran
Aria Panji Subrata. jarak lk. 25 km dari pusat kota Tasikmalaya, luas 3
Ha, berbagai situs yang ada :
1. Desa Nagaratengah
a. Dusun Mekarsari Di dusun ini terdapat BCB yang merupakan milik Idi
Sukandi berupa pedang dan rangkanya, serta gelang kuningan dengan
ukuran sebagai berikut: - Pedang : Panjang : 59 cm Panjang tangkai : 11 cm Bahan :
logam besi Pada tangkai pedang terdapat simbol berbentuk elips dari
bahan kuningan berukuran diameter panjang 3 cm dan diamter pendek 2
cm, di permukaaannya terdapat hiasan berupa garis-garis - Gelang: Diameter logam : 1,3 cm Diameter gelang : 8,5 cm Warna : kuning kemerahan Bahan : logam perunggu
b. Dusun Ciwarulang
Di dusun ini terdapat makam keramat yang biasa disebut sebagai Makam
Dayang Kancana, akan tetapi kondisi makam sudah mengalami perubahan
karena adanya penembokan dan sudah tidak dapat dikenali bentuk aslinya.
c. Dusun Tanjungsari (Nyengkod)
Di dusun ini terdapat suatu punden berundak yang terdiri dari tiga
teras. Di teras atas terdapat dua makam Islam yang dikelilingi tembok
persegi empat. Di sudut timur laut, dari bangunan tersebut terdapat satu
menhir dari batuan andesit, dan di bagian kakinya menempel batu altar
berbentuk segitiga. Adapun ukuran menhir tersebut adalah tinggi 57 cm,
lebar 28 cm dan tebal batu 16 cm. Situs ini juga dikenal sebagai makam
Garatengah.
Di dalam bangunan tembok terdapat jirat makam Makam Kyai Abdul Rohaniah
yang telah ditata ulang, panjang 270 cm, lebar 190 cm. Disebelah
timurnya terdapat jirat makam istri beliau (Dewi Pertala) juga sudah
ditata ulang berukuran panjang 230 cm, lebar 160 cm. Vegetasi yang
tumbuh di punden ini adalah pohon kiara, rotan, aren, beringin, petai,
singkong dan padi. Sekitar 50 m kearah sebelah timur terdapat komplek
makam yang sudah mengalami penataan ulang. Di lingkungan makam ini
terdapat jirat makam Makam Pangeran Aria Panji Kusumah berukuran
panjang 350 cm, lebar 190 cm, dan jirat makam istrinya yang bernama
Ratna Ayu Gading Pangrungu berukuran panjang 280 cm, lebar 170 cm. Kedua
jirat tersebut berada pada suatu struktur persegi empat yang berukuran
panjang 560 cm, lebar 630 cm.
Di area yang sama sekitar 100 m kearah selatan terdapat aretfak nisan
perkembangan dari bentuk gada berukuran tinggi 56 cm, lebar 23, tebal 9
cm. Komplek makam dengan luas 140 m2 ini berada di sebelah barat meander
sungai Cihapitan yang mengalir dari barat ke-timur. Tanaman yang tumbuh
di lingkuan makam ini di antaranya bungur, pukih/nam-nam, aren, kodoya,
nyatuh.
Sedangkan di Blok Garatengah masih terdapat beberapa lokasi yang diduga merupakan situs di antaranya
a. Dipuncak Gunung Putri, informasi dari masyarakat terdapat hamparan
batu berbentuk persegi empat dan dikenal sebagai makam seorang
Putri.
b. Di puncak Gunung Ujung, diinformaskani terdapat makam
c. Di Gunung Gajah, oleh masyarakat informasikan dipakai sebagai tempat pemujaan.
d. Nanggerang, diinformasikan oleh masyarakat terdapat makam Jaksa
Anggapraja yang oleh masyarakat populer disebut sebagai Mbah Jaksa.
e. Sumbang Situ, diinformasikan di puncak nusa Sumbang Situ terdapat makam R Sutadiwangsa.
f. Di areal perkebunan karet PT. Wiria Cakra tepatnya di lereng Gunung
Celeng diinformsikan terdapat Batu Celeng dan Batu Lumpang yang oleh
masyarakat dikenal sebagai kawah.
1. Desa Ciampanan
Di dusun Sukabakti ini tepatnya di Blok Barunay teridentifikasi adanya tiga (3) tinggalan arkeologi, yaitu
1) di sebelah timur muara sungai Ciriri terdapat makam Islam yang sudah
ditata ulang (dibentuk kembali) dan dikenal sebagai makam Nyi Dalem
Campaka, jirat makam berupa hamparan batu berbentuk persegi empat dengan
ukuran panjang 760 cm, lebar 500 cm.
2) Sekitar 100 m ke-arah timur dari makam ini terdapat makam Pangerang
Aria Panji Subrata, seorang raja Islam pertama di Galuh Nagaratengah.
Jirat makam berupa hamparan batu dan sebagian sudah longsor, dan sekitar
80 m dari makam ini kearah timur terdapat sumber air (sumur) yang
dinamai Cikabuyutan.
3) Sekitar 100 meter dari sungai ciriri ke-arah utara terdapat situs
Batu Goong. Di situs ini terdapat batu berlobang atau batu Goong yang
berukuran panjang 6,75 meter, dan tinggi 2,40 meter.
Di permukaan batu ini terdapat dua lobang yang bervariasi ukurannya
diameternya. Masing-masing berdiameter 61 cm dengan kedalaman lobang 51
cm, dan lobang ke dua berdiameter 36 cm dan kedalaman 22 cm. Lebih
kurang 10 meter arah selatan dari batu Goong ini ditemukan gelang kaki
yang terbuat dari perunggu, di dusun yang sama tepatnya di Blok
Cilutung, Dusun Sukabakti terdapat fitur makam makam Raden Adipati
Aryadikusumah bersama Istri dan putranya Sukmabuwana Mangkunagara.
Beliau adalah raja Islam ke-3 di Nagaratengah atau raja ke-6 dari
kerajaan Hindu Nagaratengah. Jirat berupa hamparan bau andesit,
berukuran panjang 610 cm, lebar 650 cm. Di lingkungan makam ini banyak
tumbuh pohon beringin dan pinang. Sedangkan di Blok Baranuya terdapat
makam Pangeran Arya Panji Subrata (belum didokumentasi) 2. Desa Cineam
Di Dusun Mekarmulya, Desa Cinean terdapat makam Dalem Citatah (Jagabaya
Hutan Wanalapa).
Informasi yang diperoleh dari Djotong (alm), melalui Agus Mulyana (Mas
Agus), bahwa Dalem Citatah adalah petugas menjaga keamanan hutan
larangan yang pada masa lampau dimanfaatkan sebagai tempat penggembalaan
kijang. Jirat makam berbentuk persegi dengan ukuran panjang 430 cm dan
lebar 230 cm, serta terletak pada kordinat 07o23’43,6” Lintang Selatan
dan 108o21’43,5” Bujur Timur dan ketinggian 291 di atas permukaan laut.
Vegetasi yang tumbuh di lokasi ini berupa beringin, kiteja, dan enau di
samping perdu.
3. Desa Cikondang
Di Dusun Mekarjaya, Desa Cikondang teridentifikasi adanya dua situs
tinggalan tradisi megalitik yang pertama disebut sebagai Situs Prebu
Sukajaya, berupa dua kelompok hamparan batu dan masing-masing hamparan
batu terdapat menhir di atasnya. Hamparan batu sebelah selatan berukuran
(290 cm x 240 cm), terdapat 2 menhir yang diberi nama Tuan Dago Jawa
dan masing-masing berukuran tinggi 81 cm, diameter 27 cm posisi roboh,
dan satu menhir lainnya dalam keadaan patah berukuran tinggi 58 cm, dan
diamter 20 cm. Sedangkan hamparan batu sebelah utara (140 cm x 100 cm),
juga terdapat dua menhir di atasnya, oleh masyarakat dikenal sebagai
menhir Prabu Siliwangi. Menhir pertama pada posisi sebelah selatan
berukuran tinggi 34 cm, diameter 19 cm, dan menhir kedua berada 47 cm
disebelah utaranya berukuran tinggi 40 cm dan diamter 17 cm. Situs ini
terletak pada kordinat 07o25’29,2” Lintang Selatan, 108o20’37,9”Bujur
Timur dan ketinggian 397 m di atas permukaan laut. Di atas situs ini
tumbuh pohon bungur dan enau.
Situs kedua adalah Situs Dalem Sareupeun yang oleh masyarakat dikenal
sebagai Paniisan Dalem Saripin. Situs ini terletak di Dusun Mekarjaya
tepatnya blok Candi. Di situs ini terdapat 6 batu berjajar yang
mengarah dari timur ke barat dan sebuah batu berukuran panjang 66 cm
lebar 15 cm tinggi 24 cm, melintang 21 cm disebelah utara batu berbentuk
prisma segitiga. Dari arah timur batu pertama berukuran panjang 62 cm
lebar 18 cm tinggi 13 cm. Ke arah barat dari batu pertama dengan jarak
36 cm terdapat batu kedua panjang 80 cm lebar 17 cm tinggi 18 cm,
selanjutnya dengan jarak 37 cm terdapat batu ke-tiga berbentuk prisma
segitiga dengan ukuran panjang 55 cm lebar 33 cm tinggi 23 cm. Batu
ke-empat berjarak 13 cm ke arah barat dari batu prisma berukuran
panjang 75 cm lebar 14 cm tinggi 13 cm. 47 cm kearah barat dari batu
keempat terdapat batu kelima berukuran panjang 68 cm lebar 18 cm tinggi 7
cm. dan 42 cm Ke arah barat dari batu kelima terdapat batu keenam
dengan ukuran panjang 46 cm lebar 30 cm tinggi 23 cm..
Selanjutnya di Dusun Sukahurip, tepatnya di Kampung Ciodeng di rumah
Bapak Saleh (81 tahun) tersimpan satu (1) lumpang batu berukuran tinggi
20 cm, diameter permukaaan 24 cm kedalaman lumpang 15 cm, diameter dasar
16 cm, tebal lumpang 3 cm. Di Kampung yang sama tepatnya di ladang
penduduk ditemukan fragmen alu berbahan batuan andesit, satu serpih dan
satu buah fragmen yang menyerupai download drama korea kapak terbuat
dari bahan batuan rijang. Di desa yang sama tepatnya Dusun Cigalagah
diinformasikan adanya makam Arya Suntya Gagah.
4. Desa Rajadatu
Di Dusun Pusakamukti, Desa Rajadatu diidentifikasi adanya makam Dalem
Sumur (Raden Wijayakusumah) dan istrinya bernama Ma Amanah. Jirat makam
berupa hamparan batu berbentuk persegi dengan ukuran panjang 440 cm,
lebar 280 cm., sedangkan jirat Ma Amanah berukuran panjang 160 cm lebar
90 cm. Jarak antara kedua makam 220 cm. Makam ini terletak pada
koordinar 07o22’20,4” Lintang Selatan dan 108o21’54,7” Bujur Timur
dengan ketinggian 273 m di atas permukaan laut.
Selanjutnya di desa yang sama tepatnya di Dusun Paganjuran terdapat
jirat makam berukuran panjang 630 cm lebar 170 cm bembujur arah
selatan-utara dan dikenal sebagai makam Panglima Dalem Paganjuran. Di
atas jirat ini berdiri 3 menhir masing-masing berukuran: menhir pertama
pada posisi sebelah selatan berukuran tinggi 48 cm, diameter 15 cm., dan
57 cm ke arah timur terdapat menhir kedua dengan ukuran tinggi 65 cm,
diameter 25 cm. Selanjutnya dalam jirat yang sama sekitar 450 cm
ke-arah utara terdapat menhir ketiga tinggi 45 cm diameter 15 cm. Di
sisi sebelah selatan ditemukan sebuah fragmen batu lumpang, dan
ditengah-tengah sisi sebelah timur jirat juga ditemukan fragmen batu
dengan dua buah lobang lumpang. Situs ini terletak pada posisi kordinat
07o22’.49,6” Lintang Selatanm 108o.22’.39,0” Bujur Timur dengan
ketinggian 262 m di atas permukaan laut.
5. Desa Madiasari
Di Kampung Cikanyerem, Desa Madisari terdapat Situs Pasir Abas. Pada
areal situs ini terdapat petilasan Prabu Siliwangi dan Kyai Abdul
Anggamalang serta batu angkat yang disebut Kyai Angkat Junjung, di
samping itu juga terdapat makam Kyai Patra Karangtengah dan Satria Anom
Pajajaran. Petilasan Prabu Siliwangi dan Kyai Abdul Anggamalang
merupakan hamparan batu yang berukuran panjang 270cm,lbr 100m.
Di atas hamparan batu ini terdapat 2 menhir, menhir pertama sebelah
utara beukuran tinggi 27 cm lebar 30 cm dan tebal 14 cm, sedangkan
menhir kedua disebelah selatan tinggi 40 cm lebar 35 cm tebal 15 cm,
jarak antara kedua menhir ini 65 cm. Di sebelah utara petilasan ini
terdapat Batu Angkat yang terletak di atas hamparan batu berbentuk
lingkaran dengan diameter 170 cm dan sisi selatan hamparan batu ini
terdapat batu altar.
Sedangkan Batu angkat mempunyai ukuran panjang 55 cm lebar 27 cm tebal
15 cm. Di sebelah timur petilasan ini terdapat makam Kyai Patra
Karangtengah dan disebelah baratnya terdapat makam Satria Anom Pajajaran
dengan ciri tipe nisan bundar pipih yang mempunyai kemiripan dengan
nisan makam di Ciomas Sumedang. Selanjutnya di Desa yang sama tepatnya
di Kampung Cidarma terdapat makam yang oleh masyarakat dikenal sebagai
makam Kyai Abdul Anggamalang. Jirat makam berbentuk persegi panjang
dengan ukuran panjang 490 cm lebar 210 cm. Di sisi timur laut jirat ini
terdapat 2 menhir berhimpitan dengan ukuran: menhir sebelah barat tinggi
27 cm lebar 19 cm tebal 9 cm, menhir sebelah timur tinggi 37 cm lebar
24 cm tebal 19. Situs sudah mengalami penataan ulang.
6. Desa Cijulang
Di Kampung Cirantai, Dusun Sindangsari, Desa Cijulang tepatnya di
dinding sebelah timur sungai Cigoang dekat Leuwi Bunut terdapat arca
Ganesa tipe Polynesia yang oleh masyarakat setempat dikenal dengan nama
Batu Surabima, di desa yang sama diperoleh informasi adanya Goa Wulung
di Kampung Warunglegok. Makam Kembang Gadung yang dikenal sebagai makam
Kyai Kapi Ibrahim, dan batu lumpang dan makam Pancuran Mas yang terletak
di dipuncak Ciwanasakit.
7. Desa Sirnajaya (Kecamatan Karangjaya) Di Dusun Awiluar,
Desa Sirnajaya terdapat situs Gunung Payung, dan di situs ini ditemukan beberapa tinggalan budaya di antaranya:
a. Batu Langkoban
Batu Langkoban terletak pada koordinat 07o27’55” Lintang Selatan dan
108o23’40,1” Bujur Timur dengan ketinggian 674 meter di atas permukaan
laut. Batu langkoban berukuran panjang 21 meter, tinggi 15 meter. Batu
ini membentuk ceruk gua dengan luas sekitar 56 m2. Sekitar 130 cm dari
ceruk gua terdapat lumpang batu yang terpahat pada sebuah batu besar
berukuran . tinggi 120 cm batu lumping tersebut terpahat pada batu yang
berukuran dan diameter 55 cm.
b. Batu Pangasahan
Batu Pangesahan terdiri dari 17 garis, yang terpahat pada sebuah batu
yang berukuran panjang 5 meter, dengan tinggi 1,40 meter. Garis
terpanjang berukuran 35 cm dan garis terpendek berukuran 15 cm. Batu
Pangesahan terletak pada koordinat S 07. 28.00,1, E 108.23.27,4, dengan
ketinggian 736 meter diatas permukaan laut. c. Tangga batu Tangga batu
pertama, berdiameter 30 cm,dan tinggi 20 cm. Tangga batu kedua,
berdiameter 50 cm, tinggi 30 cm. Tangga ketiga sampai delapan terpahat
pada sebuah batu besar berukuran tinggi 170 cm, lebar 160 cm. d. Ki
Jagaberok Ki Jagaberok terletak pada koordinat S 07.28.03,1 dan E
108.23.21,2 dengan ketinggian 699 meter di atas permukan laut. Ki
Jagaberok bebentuk dolmen yang terletak di atas dua batu, Batu besar
berukuran panjang 150 cm dan tinggi 90 cm.
Lebih kurang 40 cm dari dolmen terdapat menhir dengan ukuran tinggi 35
cm dan lebar 16 cm. Lebih kurang 250 meter dari Ki Jagaberok terdapat
beberapa situs terletak pada satu area dengan luas lebih kurang 1500 m2.
Area tersebut terletak pada koordinat S 07. 28.01,4, E 108 23 17,6
dengan ketinggian 744 di atas permukaan laut. Adapun situs-situs yang
terdapat pada area tersebut diantaranya: Lingga terletak di atas batu
datar yang berukuran tinggi 75 cm dengan diameter 25 cm, sedangkan
batu datar berdiameter 80 cm dan tinggi 15 cm. Lebih kurang 15 meter
dari Lingga terdapat makom Sang Hyang Gumulung Putih dan makom istrinya
bernama Nyi Ratu Gumulung Putih. Pada kedua makam tersebut terdapat
menhir.
Menhir pada makom Sang Hyang Gumulung Putih berukuran tinggi 26 m,
lebar 14 cm dan tebal 11 cm, Sedangkan menhir Nyi Ratu Gumulung Putih
beukuran tinggi 29 cm, lebar 14 cm, dan tebal 11 cm. Jarak kedua maom
165 cm. Lebih kurang 10 meter dari Makom Sang Hyang Gumulung Putih
terdapat Batu Gelang dengan ukuran panjang 280 cm, lebar 240 cm dan
masyarakat menamakan situs lumbung. Lebih kurang 5 meter dari Batu
Gelang terdapat makom Siti Munigar. Pada makam tersebut terdapat menhir
dengan ukuran tinggi 20 cm, diameter 12 cm. Sedangkan panjang jirat
makam260 cm dan lebar 180 cm. Sepintas batu pada makam terlihat seperti
kubur batu.Lingkungan area situs terdapat pohon dara wolong, kakaduan,
hirung, kiara, jejambuan, kisegel, harupat.
Kemudian lebih kurang 100 meter dari area situs di atas, terdapat situs
sumur Cikahuripan. Pada situs ini terdapat 1 jolang yang berukuran
panjang 60 cm, lebar 32 cm, kedalaman 15 cm. Selain itu disekelilingnya
tersebar 18 buah dakon. Dakon yang terbesar berdiameter 20 cm dengan,
kedalaman 17 cm. Sedangkan dakonn terkecil berdiameter 5 cm dengan
kedalaman 8 cm. Jolang dan dakon terpahat pada sebuah paparan batu.
Sumur Cikahuripan terletak pada koordinat S.07.28.00,2 E.108.23.17,7
dengan ketinggian 729 m diatas permukaan laut.
Desa Karanglayung
Tepatnya di Dusun Pananjung terdapat makam Mpu Dalem Pananjung. Menurut
informasi alm.Djotong yang pernah disampaikan kepada Agus Mulyana (Mas
Agus) bahwa Mpu Dalem Pananjung adalah seorang Pandai Domas yang
didatangkan dari Galuh (Banjar Patroman) pada masa awal pemerintahan
Pangeran Panji Kusumah Raja Galuh Nagaratengah yang ditugaskan membuat
senjata pusaka untuk keperluan perkakas perang dan alat-alat pertanian
serta pertukangan. Sesudah ada Mpu, Nagaratengah menjadi makmur
(nanjung), para petani bertambah luas lahan garapannya. Karena telah
berjasa membuat makmur rakyat dan negara, digelari Dalem Pananjung,
situs tersebut terletak pada koordinat S.07.25.14,8 E.108.23.06,2 dan
terletak pada ketingian 305 m diatas permukaan laut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar