Pusingnya banyak
banget nama kerajaan yang pernah eksis di Indonesia. Haduh. Tapi asyik
lho kalau terus dipelajari. Layaknya menemukan air di padang pasir.
Seger dan lega banget. Apalagi setelah tahu tentang Kerajaan Pajajaran
ini.
Berada di Jawa Barat lho ternyata Kerajaan Pajajaran ini. Prabu Siliwangi yang sering kalian dengar berhubungan dengan beberapa tempat serem di Pulau Jawa adalah raja pertama pajajaran ternyata.
Prasasti-prasasti peninggalan Kerajaan Pajajaran ini pun sangat banyak yang bisa kalian pelajari. Langsung cuss ke museum ya atau langsung datang ke wilayah Batutulis Jawa Barat. Lihat situsnya di sana.
Berada di Jawa Barat lho ternyata Kerajaan Pajajaran ini. Prabu Siliwangi yang sering kalian dengar berhubungan dengan beberapa tempat serem di Pulau Jawa adalah raja pertama pajajaran ternyata.
Prasasti-prasasti peninggalan Kerajaan Pajajaran ini pun sangat banyak yang bisa kalian pelajari. Langsung cuss ke museum ya atau langsung datang ke wilayah Batutulis Jawa Barat. Lihat situsnya di sana.
Daftar Isi
Sejarah Singkat
sejarah923 adalah sebuah angka tahun yang menjadi saksi kelahiran Kerajaan Pajajaran.
sejarah923 adalah sebuah angka tahun yang menjadi saksi kelahiran Kerajaan Pajajaran. sejarah923
adalah sebuah angka tahun yang menjadi saksi kelahiran Kerajaan
Pajajaran. Kerajaan ini adalah kerajaan Hindu yang berdiri di atas tanah
Sunda dengan pendiri aslinya adalah Sri Baduga Maharaja atau Prabu
Siliwangi.
Kerajaan Pajajaran ini lahir karena perpecahan di dalam tubuh Kerajaan Galuh.
Alhasil Kerajaan Galuh ini terbelah dua. Setelah itu, Kerajaan Galuh
mendapatkan tamu dari Kerajaan Majapahit yang memang sedang dalam masa
keruntuhan sehingga banyak yang lari ke wilayah Kerajaan Galuh.
Asal-usul Kerajaan Pajajaran pun di mulai. Ada cinlok antara putri
Raja Susuktunggal dari Majapahit dengan Dewa Niskala dari kerajaan
Galuh. Namun sayangnya cinta mereka ditentang. Tanpa pikir panjang,
mereka tetap menikah dan memiliki anak bernama Prabu Siliwangi.
Padahal sudah lahir cucu, tapi Raja Susuktunggal masih menggencarkan
peperangan dengan Dewa Niskala. Untuk menghentikan peperangan itu, maka
ditunjuklah Prabu Sliwangi sebagai raja Kerajaan Pajajaran yang pertama.
Kehidupan di Kerajaan Pajajaran
Rakyat Pajajaran hidup berdampingan dalam perbedaan. Di mana mereka
dipersatukan dalam kehidupan politik, ekonomi, dan budaya yang diatur
langsung oleh raja, sebagai pemerintah yang berdaulat.
-
Kehidupan Politik
Perluasan
wilayah kekuasaan Kerajaan Pajajaran pun nggak lepas dari pengaruh
strategi politik raja. Penobatan beberapa wilayah di Jawa dan di luar
pulau Jawa ( Seperti di Sumatra dengan menobatkan Banten sebagai letak
strategis pembangunan pelabuhan adalah strategi politik yang terencana
dengan baik.
Selain itu, penyusunan undang-undang kerajaan juga sudah diberlakukan sehingga kehidupan kerajaan lebih teratur dan disiplin. Kehidupan politik Kerajaan Pajajaran sudah modern ya.
Selain itu, penyusunan undang-undang kerajaan juga sudah diberlakukan sehingga kehidupan kerajaan lebih teratur dan disiplin. Kehidupan politik Kerajaan Pajajaran sudah modern ya.
-
Kehidupan Ekonomi
Dibangunnya
Talaga di masa pemerintahan Sri Baduga Maharaja menandakan bahwa mata
pencaharian penduduk Pajajaran kala itu adalah petani. Untuk itulah
jelas bahwa perekonomian rakyat saat itu memang didukung oleh kegiatan
pertanian.
Dunia perdagangan dari hasil bertani dan usaha ekonomi lainnya pun
ditingkatkan dengan pembangunan pelabuhan-pelabuhan dagang dunia.
Kerajaan Pajajaran mendirikan pelabuhan di Cigede, Pelabuhan Banten,
Sunda Kelapa, Pontang, Tamgara, dan juga Cimanuk.
Raja sangat peduli dengan rakyat, hingga memberikan fasilitas yang
cukup memadai untuk kemakmuran rakyat. Kalian bisa membayangkan senyum
rakyat Pajajaran kala itu.
Prabu Siliwangi benar-benar top.
Prabu Siliwangi benar-benar top.
-
Kehidupan Budaya
Budaya di Kerajaan Pajajaran ini dipengaruhi oleh kepercayaan yang
dianut oleh rakyatnya. Di mana kalian bisa melihat dari
peninggalan-peninggalan Pajajaran yang berupa kitab-kitab kuno. Bahkan
di salah satu prasastinya juga menerangkan budaya sembahyang kepada Dewa
Siwa.
Sistem pemerintahan
Semua
keputusan dan kebijakan dilakukan oleh raja. Kendali kerajaan berada di
tangan raja. makanya sistem pemerintahannya bergantung pada raja.
Sistem ini sudah berlaku sejak raja pendiri Kerajaan Pajajaran, Sri
Baduga Maharaja.
Pemerintah mengatur semua lini kehidupan rakyat tanpa terkecuali.
Rakyat saling berdampingan dengan keseimbangan kehidupan ekonomi dan
keagamaannya. Sebuah pemerintahan yang patut diacungi jempol dua deh
pokoknya.
Agama
Agama Hindu adalah agama pertama yang dianut oleh rakyat Pajajaran.
Hingga akhirnya di masa-masa keruntuhan Kerajaan Pajajaran, agama Islam
pun masuk. Pembawanya adalah Maulana Yusuf yang merupakan pangeran dari
Kerajaan Banten.
Rakyat Pajajaran pun sangat taat beragama. Terlihat dari kehidupan
beragama di awal berdirinya kerajaan, yakni saat pemerintahan Prabu
Siliwangi. Para Pendeta dielu-elukan dan disejahterakan kehidupannya
oleh raja.
Silsilah Raja Raja
Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Pajajaran tidak terlalu
detail penjelasan tentang masa pemerintahannya. Hanya beberapa saja yang
jelas tergambar dari peninggalan-peninggalan jejak kerajaan yang bisa
dipelajari.
• Sri Baduga Maharaja ( 1482 – 1521)
Dia adalah raja pertama Kerajaan Pajajaran sekaligus raja pendiri
Pajajaran. Di mana saat itu pusat pemerintahan Pajajaran adalah di
Pakuan. Walaupun masih menjadi pemimpin awal, tetapi masa kejayaan
Pajajaran sudah bisa direngkuh.
Sri Badiga Maharaja telah berhasil membahana di seluruh nusantara,
utamanya adalah di provinsi Jawa Barat sebagai letak Pajajaran berada.
Prabu Siliwangi, adalah namanya yang populer. Kalian pasti sampai
sekarang masih sering mendengar nama raja tersebut kan.
Kehidupan kerajaan pun berjalan dengan lancar di semua lini. Utamanya
adalah dengan menyediakan fasilitas umum bagi rakyat, yakni Prabu
Siliwangi telah membuatkan jalan utama yang menghubungkan Pakuan ke
Wanagiri. Selain itu, dibuat juga Talaga Maharena Wijaya sebagai salah
satu tempat pengairan untuk mendukung sektor pertanian.
• Surawisesa ( 1521- 1535)
Di masa pemerintahan raja Pajajaran yang kedua ini, pusat
pemerintahan masih di Pakuan. Dia memerintah Kerajaan Pajajaran selama
14 tahun dengan perkembangan yang stagnan. Belum ada perubahan, namun
masa kejayaan masih bisa dikondisikan( stabil).
• Ratu Dewata ( 1535 – 1543 )
Hanya 8 tahun saja Ratu Dewata memimpin Kerajaan Pajajaran. Ini
menandakan sudah mulai ada gejolak yang muncul mengusik titik nyaman
masa kejayaan Pajajaran. Namun silsilah kerajaan masih dalam satu garis
keturunan Sri Baduga Maharaja.
Usut punya usut, Prabu Ratu Dewata ini memang tidak berbakat sebagai
pemimpin, karena pemerintahan Pajajaran mulai kacau. Di tengah kekacauan
tersebut, justru dia memilih untuk menjadi seorang pendeta.
• Ratu Sakti ( 1453 – 1551 )
Sama dengan Ratu Dewata, Ratu Sakti juga hanya 8 tahun saja memimpin
Pajajaran. Dengan pusat pemerintahan yang masih di Pakuan, Ratu Sakti
belum menunjukkan peningkatan atau prestasi dalam pemerintahannya.
Ada sifat yang jelek dari raja Pajajaran ini, yakni memiliki sifat
boros. Dia menghambur-hamburkan harta kekayaannya sebagai raja untuk
bersenang-senang. Parahnya, hobinya adalah bermain wanita. Kalau rajanya
saja sudah seperti itu, kapan mikirin rakyat ya.
• Ratu Milakendra ( 1551 – 1567)
Nah di masa pemerintahan raja Pajajaran yang satu inilah masa
keruntuhan Pajajaran mulai terlihat. Di mana dikatakan dalam sumber
sejarah, bahwa Ratu Nilakendra melarikan diri dari kerajaan karena
serangan yang dilakukan oleh Maulana Hasanuddin ( putra Sunan Gunung
Jati)
• Raga Mula ( 1567 – 1579)
Nama lain raja ini adalah Prabu Surya Kencana yang memerintah
Kerajaan Pajajaran selama 12 tahun lamanya namun tidak dengan pusat
pemerintahan di Pakuan lagi, melainkan di Pandeglang, Banten.
Sama dengan Ratu Sakti, Raga Mulya ini juga memiliki sifat yang tidak
layak sebagai seorang pemimpin, yakni suka mabuk-mabukan. Otomatis
otaknya dah nggak sehat donk. Gimana mau membangun kerajaan, kalau
pikirannya Cuma mabuk-mabukkan.
Tercatat bahwa Raga Mula adalah raja terkahir yang memimpin
Pajajaran. Serangan yang dilakukan oleh Maulana Yusuf dari Banten sejak
masa pemerintahan ratu Milakendra akhirnya mampu menaklukkan Kerajaan
Pajajaran. Maulana Yusuf pun menjadi raja, namun tidak untuk nama
Pajajaran, namun Kerajaan Sunda. Hingga terbentuklah Kerajaan Banten.
Masa Kejayaan
Kebanyakan
kerajaan akan menggenggam masa kejayaannya saat pemerintahan raja ke
sekian, yang pasti jarang banget masa kejayaan sebuah kerajaan terjadi
di awal pemerintahan dengan masa pemerintahan yang dipegang oleh raja
pendiri atau raja pertama.
Sri Baduga Maharaja atau sering disebut dengan nama Prabu Siliwangi
adalah raja Pajajaran yang telah berhasil membawa nama harus Pajajaran
di Pulau Jawa. Di mana di dalam genggaman tangan dinginnya, Pajajaran
menjadi kerajaan yang maju.
Kehidupan ekonomi rakyat pun makmur karena dukungan penuh dari pihak
kerajaan. Pembangunan Telaga Maharena Wijaya menjadi saksi bisu akan
kepedulian raja terhadap rakyatnya yang bermata pencaharian sebagai
petani.
Di bidang agama, Raja Siliwangi sangatlah peduli dengan kehiduan para
pendeta. Raja sengaja mendirikan sebuah desa yang khusus didedikasikan
untuk kehidupan para pendeta. Tujuannya jelas, yakni agar kehidupan
beragama di lingkungan kerajaan dapat berjalan dengan lancar.
Di bidang pertahanan, sanga raja telah membangun sebuah acrama untuk
para bala tentara dengan fasilitas yang memadai. Tujuaannya pun untuk
meningkatkan pertahanan dan kemanan lingkungan kerajaan. Masa kejayaan
Kerajaan Pajajaran ini jelas tertulis dalam peninggalan sejarah kerajaan
yang berupa prasast-prasasti.
Penyebab runtuhnya
Padahal
Prabu Siliwangi sudah susah payah membangun kerajaan dengan tetes darah
penghabisan. Tidak ada tujuan lain melainkan untuk melihat Kerajaan
Pajajaran berjaya. Impiannya itu terwujud atas hasil kerja kerasnya
selama ini. Namun dengan mudahnya raja-raja selanjutnya menghancurkan
begitu saja hinga masa keruntuhan tidak bsa ditolak.
Sesaat pada masa pemerintahan Suwisesa, Kerajaan Pajajaran masih
stabil-stabil saja, tetapi di mana pemerintahan Ratu Sakti dan Raga Mula
malah menjadi boomerang bagi kerajaan. Mereka bukan raja yang baik,
karena sifat mereka yang tercela. Satu suka mabuk-mabukkan dan yang satu
main wanita.
Jelas rakyat tidak diperhatikan sama sekali. Penyerangan dari pihak
luar pun akhirnya dengan mudah masuk ke kerajaan, yakni dari Maulana
Yusuf, cicit dari Prabu Siliwangi dan putra Sunan Gunung Jati. Maulana
Yusuf pun akhirnya berhasil merebut wilayah Pajajaran dan mendirikan
kerajaan baru di Banten.
Kesalahan fatal lain yang menyebabkan keruntuhan Kerajaan Pajajaran
adalah kerja samanya dengan penjajah Portugis. Akibat termakan rayuan
Portugis, justru wilayah Pajajaran binasa tanpa sisa. Kesultanan Demak
dan Cirebon, yang merupana musuh dari Kerajaan Pajajaran pun bisa
tertawa lebar karena Pajajaran akhirnya kalah.
Peninggalan/Prasasti
Hampir semua jenis peninggalan sejarah Kerajaan Pajajaran adalah
prasasti. Sebuah batu tulis yang memiliki kekauratan tinggi dalam
menceritakan keadana kerajaan pada jaman dahulu. Kalau bahasa kerennya
berupa artikel ya. Hehe. Atau buku kuno. Atau buku diarynya para raja.
1. Prasasti Huludayeuh (1991)
Ini
adalah prasasti peninggalan Kerajaan Pajajaran yang menceritakan
tentang Ratu Dewata dengan strategi pemerintahannya sebagai usaha
terbaik menjalankan pemerintahan di Kerajaan Pajajaran.
Penemuan prasasti ini adalah di daerah Cikalahang, Sumber, yang
sekarang bernama Dakupuntang, Kota Cirebon. Penemuannya tepat di Bulan
September 28 tahun yang lalu ( terhitung dari 2019 ya ).
2. Prasasti Cikapundung (2010)
Jenis
tulisan yang digunakan dalam prasasti ini adalah tulisan Sunda Kuno.
Letak penemuannya adalah di daerah sekitar Sungai Cikapundung, Bandung.
Makanya namanya Prasasti Cikapundung.
Waktu penemuannya baru saja. Belum lama kok. Udah masuk tahun
millenial, yakni di tahun 2010, tepatnya di tanggal 8 Oktober. Melihat
dari bentuk dan struktur batu tulis ini, waktu pembuatannya adalah
sekitar abad ke -14.
Isi dari prasasti ini adalah tentang sebuah pengingat, bahwa semua
yang ada di dunia ini akan mengalami sesuatu hal yang tidak terpikir
sebelumnya. Makna itu kemudian didukung dengan beberapa gambar di
permukaan batu.
3. Prasasti Pasir Datar (1872)
Kalau yang pernah kalian dengar, ada prasasti Pasir Awi, kalau ini
adalah Prasasti Pasir Datar. Prasasti ini juga masuk dalam jajaran
prasasti peninggalan Kerajaan Pajajaran yang ditemukan di Sukabumi.
Dinamakan Prasasti Pasir Datar karena penemuannya di daerah Pasir
Datar Kecamatan Cisande. Tahun penemuannya adalah di tahun 1872. Kalian
bisa melihat prasasti peninggalan Pajajaran ini di Museum Nasional
Jakarta.
4. Prasasti Ulu Belu (1936)
Berbeda dengan prasasti peninggalan Pajajaran yang sebelumnya,
prasasti ini sudah lama banget penemuannya, yakni di tahun 1936. Letak
penemuannya adalah di Kotaagung, Lampung. Wah jauh banget ya dari pusat
pemerintakan Kerajaan Pajajaran yang ada di Pulau Jawa.
Ada asal-usul prasasti yang ditemuakan lintas pulau ini, yakni
terlihat dari isi prasasti. Di mana disebutkan tentang mantra atau doa
yang dipanjatkan oleh rakyat Pajajaran kepada dewanya, Dewa Siwa agar
terlindung dari musuh yang menyerangnya, yakni Kerajaan Banten.
Lha terus yang menjadi pertanyaan adalah kenapa kok peninggalan
Kerajaan Pajajaran sampai ke Lampung, Sumatera Selatan? Ya, karena
wilayah kekuasaan Pajajaran di masa kejayaannya bersama Prabu Siliwangi
memang sampai ke Pulau Sumatra. Jadi bukan Cuma di Pulau Jawa aja.
5. Prasasti Perjanjian Sunda Portugis ( 1918)
Dilihat
dari namanya, jelas banget yang tentang isi prasasti yang satu ini.
isinya adalah tentang perjanjian antara Kerajaan Pajajaran dengan
Portugis, penjajah Indonesia. Letak penemuannya adalah di Jakarta pada
tahun 1918.
Prasasti yang satu ini bentuknya lebih ke tugu. Ya, memang sebuah
tugu yang sengaja ditanam sebagai bukti sah pahatan di atas batu tentang
permintaan kerja sama Kerajaan Pajajaran kepada Portugis untuk
penguatan militer kerajaan.
6. Prasasti Karangkamulyan
Nama dari setiap prasasti kebanyakan disematkan setelah penemuan.
Kebanyakan namanya terinspirasi dari nama tempat diketemukannya.
Tujuannya adalah untuk lebih mudah mengingat letak tepat penemuannya.
Seperti halnya dengan prasasti Karangkamulyan ini yang ditemuakan di
Ciamis, tepatnya di daerah Karangkamulyan. Istimewanya, isi dari
prasasti ini mengundang ketertarikan banyak orang, yakni berkisah
tentang Ciung Wanara.
Ciung Wanara sendiri adalah seorang tokoh dari Kerajaan galuh dengan
kesaktian yang luar biasa. Ternyata ada hubungannya dengan Kerajaan
Pajajaran ya. Kemungkinan, Ciung Wanara pernah menyambangi Pajajaran.
7. Prasasti Batutulis (1806)
Prasasti
ini sedang ditelusuri dan diteliti oleh para sejarawan Belanda, karena
mereka masih sangat penasaran dengan isinya. Dari beberapa nama ahli
sejarah yang meneliti, tulisan laporan hasil penelitian Pleyte menjadi
sumber sejarah yang dipakai sampai sekarang.
Di mana dalam bahasa Belanda, Pleyte menjelaskan tentang masa
pemerintahan Kerajaan Pajajaran yang menjadikan salah satu kampung
sebagai tempat Puri. Kampung trsebut bernama kampung Batutulis.
Selain itu, isi prasasti ini juga tentang pembagian wilayah kekuasaan
Kerajaan Pajajaran. Perpindahan pusat pemerintahan dari Pakuan ke
Pandeglang pun juga dijelaskan. Dengan adanya prasasti ini, para ahli
sejarah juga mengaitkan dengan peninggalan-peninggalan lain di wilayah
Batutulis.
8. Prasasti Kebon Kopi II
Prasasti
Pasir Muara adalah nama lain dari prasasti ini. Kok aneh ya namanya
sama kayak prasasti peninggalan kerajaan Tarumanegara. Ya, karena memang
penemuannya tidak jauh dari penemuan Prasasti Kebon Kopi punya Kerajaan
Tarumanegara.
Prasasti bercerita tentang sebuah prestasi dari salah seorang raja
yang memerintah Kerajaan Pajajaran, yakni yang memiliki kemampuan
tafsir. Disinyalir pembuatan prasasti ini adalah pada 932 M.
Selain prasasti, sebenarnya ada sumber sejarah lain yang masuk dalam
daftar peninggalan Kerajaan Pajajaran. Bentuknya adalah berupa naskah
kuno, yakni Naskah Babad Padjajaran, Carita Waruga Guru, Kitab Cerita
Kidung, dan Carita Parahiangan.
Bahkan perlu kalian ketahui kalau Kebun Raya Bogor itu juga salah
satu peninggalan sejarah Kerajaan Pajajaran lho. Dulu, tempat wisata
terkenal di Jawa Barat itu adalah Taman Perburuan di masa kerajaan
Pajajaran.
Lokasi & Peta
Menurut
isi dari prasasti Batutulis, letak dari Kerajaan Pajajaran ini adalah
di sekitar kampung Batutulis. Ini dikarekana bangunanpuri ada di tempat
tersebut. Puri ini adalah bangunan induk dari istana. Pastinya masuk
dalam lingkungan istana ya.
Bukti lain yang menguatkan letak Kerajaan Pajajaran di Kampung
Batutulis adalah ditemukannya beberapa peninggalan di sana. Salah
satunya adalah batu undak (layaknya tangga) yang menggambarkan sebuah
bagian dari istana.
Ada lagi versi lain yang menyatakan bahwa letak kerajaan Pajajaran
itu tidak jauh dari Jakarta atau dari Kalapa ( sebutan Jakarta kala
itu). Sumber sejarah yang menyatakan hal tersebut adalah dari catatan
asing Tom Peres di tahun 1513 M.
Mendengar nama Kerajaan Pajajaran memang sudah tidak asing lagi.
Apalagi setelah kalian tahu kalau Kerajaan Pajajaran ini pernah eksis
dengan masa kejayaan yang mendunia di bawah pemerintahan Prabu
Siliwangi, maka sejarahnya pun semakin lengkap.
Baca Juga: Sejarah Kerajaan Kalingga
Kerajaan Pajajaran yang merupakan kerajan bercorak Sunda ini adalah
kerajaan yang patut untuk diacungi jempol, karena mampu membumi di awal
berdirinya. Tidak masalah jika pada akhirnya masa keruntuhannya pun
terjadi. Itu sudah seleksi alam.
Perluasan kekuasaan kerajaan dengan sistem pemerintahan dan sistem
politik yang bersih telah dilakukan, sehingga faktor kemunduran lebih
condong karena faktor raja-raja penerus Prabu Siliwangi. Ini dikarenakan
sebagai raja pendiri, Prabu Siliwangi sudah menata kerajaan dengan
begitu apik dan strategis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar